ChanelMuslim.com – Hidup berumah tangga tanpa cicilan dan hutang sangat berpengaruh dalam mengurangi bahkan menjahui konflik. Banyak konflik dalam rumah tangga karena hutang dan riba yang tak kunjung berakhir.
Saptuari Sugiharto, penulis buku Manusia Tanpa Cicilan membagikan pengalamannya kepada Komunitas Dukung Sahabat Menikah saat bertemu dengan orang-orang yang menderita dan mengalami kekacauan hidup karena lilitan hutang dan riba.
Baca Juga: Zalim dalam Berhutang
Tiga Alasan Berhutang, Penyebab Konflik Rumah Tangga
Dalam bukunya tersebut ia mengajak orang untuk menjauhi hutang dan menuntaskan cicilan. Buku ini sudah tersebar sebanyak 7000 eksemplar, menjadi bukti semangat masyarakat untuk ingin hidup tanpa cicilan, hutang dan riba.
Saptuari memberikan tiga alasan orang berhutang yaitu:
- Alasan heroik: Ini terjadi karena masalah yang sangat mendesak dan menyebabkan seseorang terpaksa berhutang, seperti istri sakit, bencana, kecelakaan dan lain-lain.
- Alasan Klasik: Seseorang ingin membuka usaha, ingin nambah cabang usaha, membeli kendaraan operasional dengan cara hutang di bank atau di leasing dengan keharusan membayar bunga. Bunga ini biasanya bisa sampai 12 % pertahun. Ia berpikir akan mampu membayar bunga tersebut padahal bunga bank berjalan terus sedangkan bisnis terkadang naik turun. Ini adalah alasan klasik yang sebaiknya dihindari.
- Alasan Gak Asik: Seseorang yang berhutang menggunakan pinjol, kartu kredit, belanja di e-commerce dengan menggunakan paylater. Ini adalah alasan hutang yang harus dihindari sejauh-jauhnya jika ingin hidup tanpa beban hutang.
Ada sebuah hadits berkaitan dengan hutang ini berbunyi:
Nabi Muhammad SAW mengingatkan: “Janganlah kalian membuat takut (meneror) diri kalian sendiri padalah sebelumnya kalian dalam keadaan aman.” Para shahabat bertanya: “Apakah itu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Itulah utang!” (HR. Ahmad)
Saptuari mengingatkan bahwa jangan meremehkan soal hutang apalagi sampai dzalim. Tidak membayarnya selama bertahun-tahun padahal mampu untuk membayarnya. Uang yang dimilikinya tidak didahulukan untuk membayar hutang namun justru untuk bersenang-senang.
Dan waspadalah saat urusan hutang ini dibawa mati, dimana jenazah sudah dikubur namun meninggalkan hutang ratusan juta, ini tentunya akan membebani ahli warisnya.