SUAMI istri harus mampu memperkuat spritualitas dan mentalitas dalam menghadapi berbagai liku-liku permasalahan keluarga agar bisa terus bertanggung jawab pada keluarga sekalipun sangat berat.
Maka suami istri ditengah banyak kesibukan harus ada waktu untuk menambah iman dan Taqarrubnya kepada Allah serta berpegang teguh pada agama-Nya.
Ustazah Aan Rohanah menjelaskan bahwa banyak liku-liku yang harus dilalui dalam membangun keluarga.
Karena itu, mereka harus saling memperkuat cinta kepada pasangan dan menggabungkan semua kemampuan yang dimiliki serta diberdayakan bersama agar menjadi potensi yang besar dalam mengatasi liku-liku yang terjal di tengah-tengah keluarga.
Jangan lupa untuk bisa menjaga kepercayaan kepada pasangan dan saling membahagiakan agar bisa selalu berjiwa lapang dan bisa tersenyum di tengah menghadapi kesulitan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Suami istri yang bisa selalu berprilaku baik dan murah senyum kepada pasangannya akan dapat meningkatkan keharmonisan, menambah cinta dan sayang, meringankan beban yang berat, mengobati jiwa yang sedang terhimpit, menimbulkan efek positif dalam berpikir sehingga selalu mudah menghasilkan ide-ide kreatif untuk menjadi solusi menghadapi liku-liku berkeluarga.
Sikap yang baik dan murah senyum itu menjadi faktor yang penting dalam mewujudkan kesehatan rohani, fikiran dan fisik suami istri.
Bahkan terkadang menjadi sumber inspirasi untuk banyak bersyukur, bukan banyak mengeluh.
Seperti Nabi Sulaiman saat mendengar percakapan semut kemudian dia tersenyum dan timbul keinginan untuk berdoa dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Menghadapi Liku-liku Berkeluarga
Baca juga: Menghadapi Suami yang Suka Chat Mesra dengan Banyak Wanita
حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ. فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (An-Naml: 18-19).
Pantaslah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganggap perilaku baik dan murah senyum itu sangat penting sehingga suami istri tidak boleh meremehkannya, terlebih hal itu dibutuhkan untuk melewati liku-liku terjal dalam meraih kesuksesan keluarga.
لا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق ( رواه مسلم)
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, meskipun kamu bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim).
تبسمك في وجه أخيك صدقة ( رواه الترمذي)
“Senyumanmu dihadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi).
إنكم لن تسعوا الناس بأموالكم، فليسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق ( رواه الحاكم)
“Kamu tidak bisa menyenangkan orang lain dengan hartamu, maka biarkan mereka menikmati keceriaan wajah dan akhlak yang baik darimu.” (HR. Hakim).[Sdz]