AGAR kau tahu, bahwa berperan pun tak selamanya harus dengan nama bersinar ditulis oleh Edgar Hamas selaku Founder Gen Saladin.
Ia terangkan bahwa itulah salah satu hikmah yang kita dapat dari sebuah ayat, “Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu.” (QS. An Nisa 164).
Di antara ratusan ribu utusan, ada puluhan nabi yang Allah Subhanhau wa Ta’ala sebutkan namanya.
Pun, ada manusia-manusia terbaik yang tidak Allah sebutkan.
Apakah karena yang disebutkan lebih mulia dari yang tidak disebut? Tentu tidak.
Sebab Allah gelari semua manusia hebat itu sebagai Rasul; disebut kisahnya maupun tidak.
Semuanya beramal yang terbaik. Semuanya beraksi yang paling nyata.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dan, urusan nama yang diabadikan atau tidak, mereka tidak pernah ambil pusing memikirkannya.
Sebab itu adalah hikmah yang Allah kehendaki.
Ada yang dibuat bersinar dan itu tidak ada hubungan dengan menambah pahalanya.
Ada yang tidak dikisahkan, dan itu tidak mengurangi ganjaran baik dari perjuangannya.
Jadi, pada akhirnya ini tentang peran. Mau kelak kita diberi bonus nama yang dikenal, atau Allah jaga nama kita dalam kesepian yang hening, Allah sekali-kali tidak akan lupa amal-amal baik bahkan meski dilakukan dalam senyap.
Agar Kau Tahu, Bahwa Berperan Pun Tak Selamanya Harus Dengan Nama Bersinar
Bahkan, kau tahu, para ulama salaf sangat menghindari keterkenalan.
Hasan Al Bashri menasihati, “Tidaklah seseorang menghendaki keterkenalan, kecuali akan ia dapati penyakit di hatinya.”
Fudhail bin Iyadh melengkapi narasi ini, “Jika engkau mampu untuk tidak dikenal, maka lakukanlah. Tidak mengapa engkau tidak dikenal, dan tidak mengapa engkau tidak dipuji. Tidak ada kebaikan pada pujian manusia.”
Edgar juga mengajak untuk kita menjadi sebagian kecil dari umat ini yang tetap fokus menyuarakan kebenaran.
Fokus pada bidangmu, dokter sampai influencer.
Baca juga: Menghidupkan Legenda Uhud
Penjahit sampai reporter. Guru, penulis, pendongeng, pengusaha katering hingga marketer.
Jika kita menganggap bahwa memperjuangkan Al Aqsha harus menjadi ustaz, maka kamu salah.
Justru, generasi Shalahuddin adalah mereka dengan segala potensinya, yang membangun umat dari setiap sektornya.
Fokus menjadi yang terbaik di bidangnya; agar kelak kemenanganmu di masing-masing lini, berkumpul menjadi kemenangan besar satu generasi.[Sdz]