JANGAN menjadi bensin bagi pasangan ditulis oleh Cahyadi Takariawan, Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institute.
Dalam kehidupan pernikahan, pertengkaran adalah hal yang wajar.
Yang paling penting harus disikapi dan dikelola dengan benar agar segera reda dan tidak semakin membesar.
Apa yang menjadikan pertengkaran makin membesar? Salah satunya adalah jika sengaja menantang pasangan.
Bayangkan saja, andai ada api kecil lalu kamu menyiramkan bensin tepat di atasnya, apa yang terjadi? Pastilah muncul ledakan api.
Seperti itulah yang akan terjadi jika kamu menantang pasangan.
Maka jangan pernah menantang pasangan yang sedang marah atau emosi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Karena meskipun kalian pasangan yang saling mencintai, bukan berarti tidak bisa bertindak kasar, karena merasa ditantang.
Misalnya, dalam sebuah pertengkaran yang emosional, saat pasanganmu mulai mengangkat tangan seakan-akan hendak memukul, lalu kamu berteriak, “Mau mukul? Silakan kalau memang kamu ingin menunjukkan kehebatanmu sebagai laki-laki.”
Kata-kata seperti itu jelas menantang. Membuat situasi semakin memburuk.
Daripada menantang orang yang sedang emosi seperti itu, lebih baik berusaha untuk mendinginkan suasana.
Tahan emosi kamu, dinginkan hatimu, agar kamu bisa mendinginkan hati pasangan kamu.
Jangan Menjadi Bensin Bagi Pasangan
Baca juga: Wahai Suami Istri, Cobalah Mengerti Tujuan Pernikahan
Ini berlaku secara timbal balik antara suami dan istri.
Jika sedang bertengkar, salah satu harus rela menjadi air, bukan menjadi bensin.
Kebencian, pertengkaran dan permusuhan antara suami dan istri, kerap dipicu oleh cara pandang dan dugaan yang buruk kepada pasangan.
Segala tindakan dan ucapan pasangan dimasukkan dalam kerangka berpikir yang negatif sehingga hati dan pikiran tidak bisa tenang serta tenteram.
Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abbad Al Badr dalam kitab Rifqan Ahlu as-Sunnah bi Ahli as-Sunnah mengutip pernyataan Umar bin Khaththab:
“Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang beriman, kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”
Pesan Umar bin Khathab di atas berlaku secara umum dalam pergaulan sesama insan beriman. Tentu saja juga berlaku dalam rumah tangga orang beriman.[Sdz]