SAHABAT Muslim, DIY kali ini kita akan belajar cara membuat minyak jenggot buatan sendiri sebagai bagian dari ikhtiar merawat janggut bagi para pria.
Memelihara jenggot bagi laki-laki adalah salah satu sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Akan tetapi, tak sedikit yang tidak merawat rambut di dagu tersebut.
Padahal, jenggot juga harus dirawat agar sehat, halus dan wangi.
Jika kamu selama ini lebih banyak menggunakan minyak jenggot yang dijual di pasar, kenapa tidak mencoba membuat sendiri?
Ternyata, minyak jenggot juga bisa kita buat sendiri dengan bahan-bahan alami dan tentunya aman.
Baca Juga: Ingin Terlihat Awet Muda di Usia 30-an? Ikuti Tips Berikut
Cara Membuat Minyak Jenggot Buatan Sendiri untuk Pria
Dilansir dari laman welinessmama.com, berikut cara membuat minyak jenggot:
DIY Minyak Jenggot
Bahan-Bahan:
½ ons minyak argan (14 gram)
¼ oz minyak jojoba (7 gram)
¼ ons minyak almond manis (7 gram)
7 tetes minyak esensial lavender
5 tetes minyak esensial rosemary
3 tetes minyak esensial cedarwood
Baca Juga: Manfaat Memelihara Jenggot
Cara Membuat:
1. Campurkan semua bahan dalam botol kaca 1 ons kuning dengan pipet.
2. Kocok ringan agar bahan tercampur dan siap digunakan.
Cara menggunakan:
Ambil 3-5 tetes di satu tangan. Jenggot yang lebih panjang akan membutuhkan lebih banyak tetes. Lakukan olesan ringan di Jenggot hingga ke kulit.
Gunakan sisir kecil untuk menghaluskan jenggot. Bisa digunakan sesuai kebutuhan. Lebih disarankan digunakan setelah mandi.
Selain menyehatkan, minyak jenggot juga akan membut pertumbuhan rambut jenggot lebih sehat dan lembut.
Meminyaki rambut, termasuk jenggot adalah bagian dari sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ustaz Farid Nu’man Hasan, S.S., M.I.kom. menjelaskan sebagai berikut.
Banyak riwayat yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminyaki rambutnya, bahkan janggutnya.
Dari Salman Al Farisi Radhiallahu ‘Anhu, katanya: Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الجُمُعَةِ، وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ، أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الإِمَامُ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى
Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jumat, dia bersuci sebersih bersihnya, dia memakai minyak rambut, atau memakai minyak wangi yang ada di rumahnya,
lalu dia keluar menuju masjid tanpa membelah barisan di antara dua orang, kemudian dia shalat sebagaimana dia diperintahkan, lalu dia diam ketika imam berkhutbah,
melainkan akan diampuni sejauh hari itu dan Jumat yang lainnya.
(HR.Bukhari no. 883)
Rabi’ah bin Abdurrahman Radhiallahu ‘Anhu bercerita:
فَرَأَيْتُ شَعَرًا مِنْ شَعَرِهِ، فَإِذَا هُوَ أَحْمَرُ فَسَأَلْتُ فَقِيلَ احْمَرَّ مِنَ الطِّيبِ
Aku melihat rambut di antara rambut-rambut nabi, jika warnanya menjadi merah maka aku bertanya lalu dijawab: merah karena minyak.
(HR.Bukhari no. 3547)
Baca Juga: Hukum Mencukur Jenggot Menurut Empat Mazhab
Simak bercerita, bahwa Jabir bin Samurah ditanya tentang uban Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
كَانَ إِذَا ادَّهَنَ رَأْسَهُ لَمْ يُرَ مِنْهُ، وَإِذَا لَمْ يُدَّهَنْ رُئِيَ مِنْهُ
Dahulu jika Beliau melumasi dengan minyak ubannya tidak terlihat, dan jika tidak memakai minyak maka ubannya terlihat. (HR.Muslim no. 2344)
Jabir bin Samurah Radhiallahu ‘Anhu bercerita:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ شَمِطَ مُقَدَّمُ رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ، وَكَانَ إِذَا ادَّهَنَ لَمْ يَتَبَيَّنْ، وَإِذَا شَعِثَ رَأْسُهُ تَبَيَّنَ، وَكَانَ كَثِيرَ شَعْرِ اللِّحْيَةِ
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mulai memutih rambut bagian depan kepalanya dan jenggotnya, jika dia melumasi dengan minyak ubannya tidak terlihat jelas,
jika sudah mengering rambutnya, ubannya terlihat, dan Beliau memiliki jenggot yang lebat.
(HR.Muslim No. 2344, An Nasa’i No. 5114)
Maka, anjuran memakai minyak rambut merupakan sunah, baik secara fi’iliyah dan qauliyah dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.[jwt/ind]