SUDAH lama hatiku tidak berderak seperti angin yang sibuk menabrak pohon. Ketika jiwa sudah jelas siapa pemiliknya dan raga sudah tahu hendak kembali kemana.
Angin ikut bersorak mungkin
Melihat perahu kembali pulang tanpa nahkoda, perahu pun tahu jalan pulang walau nahkoda sibuk bertanya tanya arah angin yang sudah lama digelutinya.
Burung elangpun tampak indah bercahaya di tebar matahari melintasi bukit penuh cerita.
Rumput akan bertanya berapa jejak lagi akan ditampungnya sementara semut mengendap-ngendap sambil sibuk bersenggolan menanti remah manis untuk makan pagi satu keluarga yang penuh tawa.
Kita tak tahu berapa banyak bahagia ada di bawah sana sepanjang jalan yang kita lalui, jalan yang penuh lumpur tanpa suara.
Desir pasir membanting ombak dan nelayan pun meraih jala seakan bertarung membelah nasib
Nah, ini namanya puisi. Silakan teruskan berdasarkan kepercayaan dan perbendaharaan kata masing-masing.
baca juga: Merangkul Isu Palestina Melalui Puisi