ChanelMuslim.com – Nah, riya atau sombong itu kadang-kadang malah nggak kepikiran. Dan baru tersadar ketika ada yang mengingatkan. Terus terang saja, ingatan tentang riya itu cukup mematahkan semangat.
Baca cerita sebelumnya Bingung Bab Mengenai Riya Nih!
Konteks riya. Hmm… bukankah ada studi banding maka kita bisa melihat kelebihan orang lain untuk ditiru? Kalau kelebihan itu nggak ditunjukkan, nanti orang nggak tahu.
Selain itu, juga dengan menunjukkan sesuatu, orang jadi nggak suudzhon. Misalnya, anak saya bilang, “Perlu nggak saya tilawah dengan suara keras agar orang tahu bahwa walau tinggal di Australia tapi kita tetap tilawah?Karena saya lebih suka kalau tilawah tuh di pojokan kamar yang sepi.”
Saya bilang, “Do whatever you like.” Kadang orang nggak memikirkan apa yang jadi pikiran kita.
Baca juga: Sejenak Teringat Doa yang Jangan Sampai Berubah
Kembali ke soal riya, ahh saya kira kembali ke hati dan kemaslahatan yang lebih besar. Bila tujuannya menghindari suudzhon kayaknya nggak apa-apa. Lalu bila tujuannya menambah keimanan juga nggak apa-apa.
Apalagi untuk memotivasi agar lebih baik juga nggak apa-apa. Pokoknya apa-apa tuh nggak apa-apa deh. Yang bikin ada apa-apa karena pikiran kita sendiri.
Ya memang riya atau sombong itu kadang-kadang malah nggak kepikiran.
Allah berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs