KETIKA perempuan hebat itu memberikan sedikit pidato, berlinang airmataku. Perempuan hebat itu berbuat sesuatu bukan hanya mengucapkan sesuatu. Aku mesti banyak belajar lagi.
Undangan VIP berwarna kuning ada di depan meja kerjaku dan sampai sore belum kubuka, hingga akhirnya ada SMS:
“Bu Fifi, diminta kehadirannya untuk acara Muktamar ke-4 Salimah.”
Aku tidak jawab -bingung- sebab aku sudah merencanakan untuk melanjutkan training management, training guru-guru SD dan SMP full dari pagi sampai magrib.
Namun, ketika tepat pukul 12.04 (jam tidurnya Cinderelaa), dua buah SMS penting dari orang penting masuk yang menyatakan sangat berharap aku hadir.
Dan ketika akhirnya ba’da subuh, seorang ustaz menginstruksikan aku untuk hadir, maka atas nama panggilan jihad dan sami’na wa a’thona,
aku membatalkan banyak acara dan khusus menyiapkan diri ke acara tersebut, acara di mana akhirnya aku tersadar “aku bukan siapa-siapa…”
“Fi, anti nanti duduk di antara istri gubernur, Ketua Kowani, dan istri menteri,” demikian bunyi SMS-nya.
Dan aku sudah keburu jalan ke tempat acara tersebut dengan baju seadanya.
Hal yang aku enggak suka dari sebuah pesta atau acara formal kayak begini, aku enggak pandai milih baju, sepatu juga yang biasa aku pakai ke JISc, dengan belakangnya kuinjak pula.
Jilbab juga enggak spesial dengan bros kecil yang enggak penting, enggak ngerti caranya bikin jilbab nampak keren.
Aku juga pernah migrain ketika mencoba pakai jilbab yang bertumpuk dua warna kayak guru TK.
Belum lagi pakai bedak yang bikin mukaku lengket seharian. Pokoknya acara formal atau pesta tuh “siksaan” tersendiri bagiku.
Acara dimulai, dari sejak turun mobil sampai akhir acara aku kebingungan, sambutan luar biasa dan beneran aku dapat kursi khusus di antara beberapa perempuan hebat dari gubernur Jawa Barat, Maluku Utara, Menteri wanita, istri tokoh nasional.
Baca Juga: Syair Indah Mam Fifi di HUT ke-77 Republik Indonesia
Perempuan Hebat Itu Berbuat Sesuatu
Aduh, rasanya aku ini kok kayak pengasuh bayi, dan aku melirik sepatu mereka, cantik dan elegan juga cara mereka berdandan menunjukkan kelasnya.
Aduh, maaf deh ustaz, ustadzah, aku emang enggak bisa jadi apa yang antum harapkan…
Aku juga enggak bisa ngomong yang kelihatan elegan, yang bicaranya tertata seperti mereka.
Makanya sepanjang acara aku memilih diam saja, seakan asyik mengikuti semua acara, padahal aku khawatir salah jawab kalau ditanya.
Sesekali ibu gubernur di sebelahku memberi komentar sambil bisik-bisik kepadaku dan aku cuma iya iya saja, sampai akhirnya beliau bertanya di depan ada RI-47, tapi enggak ada yang nyambut, baiknya gimana yaa?
Tentu saja, aku yang lebih muda daripadanya dengan senang hati bangun dan menyatakan biar aku saja yang beritahu panitia.
Belum sempat aku berdiri, ternyata rombongan ibu menteri datang dan duduk di sebelah kiriku.
Aduh, makin pucat aku, tapi mashaa Allah, ibu Menteri Wanita dan Pemberdayaan Perempuan yang namanya aku baru tahu hari itu, itu juga dari slide yang terpampang di depan, sangat ramah dan hangat sekali.
Ketika perempuan-perempuan hebat itu memberikan sedikit pidato, berlinang airmataku betapa berat perjuangan wanita Indonesia yg menjadi TKI disiksa dan diperkosa pulang tanpa gaji di imigrasi pun dipalakin pula.
Juga perjuangan wanita Papua yang mendayung 15 jam untuk mencapai kota Raja Ampat sekadar mendapatkan pelatihan.
Ketika ibu Gubernur Jawa Barat bercerita tentang clash action di Argentina yang pemerintah membuang rakyatnya dari pesawat dan para ibu membuat kudeta negara.
Sampai akhirnya kesedihan terhadap remaja narkoba di ujung desa terpencil di Maluku Utara dan ditutup dengan cerita seorang anak perempuan usia 14 tahun yang hamil 5 bulan oleh seorang tukang es campur dengan upah segelas es campur setelah hubungan suami istri.
Habis sudah airmata terkuras, dan ketika acara puncak yaitu pemberian award pada beberapa ibu-ibu hebat lainnya.
Aku jadi malu. “Apa hebatnya aku…” di luar sana masalah begitu besar dan ibu-ibu hebat ini menanggulangi masalah-masalah hebat, dan aku ikutan dapat award?!
Sementara seringkali aku enggak begitu peduli dengan semua cerita itu, cuma bisa mengucap astaghfirullah mendengar TKI disiksa, perempuan Indonesia korban trafficking terbesar, anak SD hamil oleh ayahnya, praktik prostitusi menyebar di kampung santri di Jawa Tengah, remaja berjilbab hisap narkoba. Dan Salimah serta perempuan-perempuan hebat lainnya sudah bikin apa-apa!
Ada yang sakit di hatiku ketika acara pemberian award diberikan -ucap ku dalam hati- “Bu tahu enggak, aku tuh enggak ngapa-ngapain, tidak seperti yang ibu fikirkan…”
Akhirnya yang terucap adalah, “Bu Yohana, saya tidak menyangka ibu tuh hebat banget, ibu berjuang dengan cara ibu, saya bangga punya ibu menteri kayak ibu.”
Dan menteri yang tidak pakai jilbab itu tiba-tiba memeluk aku dengan erat dan aku merasakan kehangatan seorang wanita Papua yang ingin membela semua wanita Indonesia untuk meraih hak hidupnya sebagai wanita biasa…
Jujur, baru sekali ini aku memuji Jokowi dalam hati, menteri pilihan beliau ternyata orang yang mau kerja!
Bener-bener blusukan dan beliau juga menjelaskan bahwa sudah 6 bulan ini beliau keliling Indonesia.
Dan aku jujur saja merasa tidak masalah banget dengan bajuku yang enggak cantik, karena sang ibu menteri dengan wajah berkeringat dan tidak pakai make-up,
baju batiknya juga biasa saja dan sepatu pantofelnya juga enggak bermerek, namun aku melihat dirinya, kepribadiannya “sangat berkelas.”
Ada perjuangan di situ, yang aku enggak bisa. Beliau hebat, namun beliau yang kasih award! Namanya Ibu Yohana Timbessi. Profesor doktor yang membuat aku tiba-tiba jatuh cinta padanya.
Percakapan terakhir adalah “Ada tissue bu?” Dan beliau menyeka keringat di wajahnya yang tanpa make up. Cuma itu yang sama antara beliau dan aku, sama-sama tidak pakai make up.
Baca Juga: Mam Fifi Adakan Give Away di Tiktok Berhadiah Umroh
Hikmah yang kudapat hari ini adalah:
1) kita suka merasa yang kita buat udah luar biasa padahal belum apa-apa
2) ternyata banyak juga orang yang berbuat macam-macam, enggak cuma kita saja
3) dakwah dan masalah umat, masalah negara tuh banyak banget dan enggak bisa dikelola sendirian saja, harus bersama, harus berjamaah
4) jangan sok besar dan meremehkan orang lain
5) tak kenal, maka tak sayang
(Depok , 8 Maret 2015- perempuan hebat itu, yang dia berbuat sesuatu bukan hanya mengucapkan sesuatu -aku mesti banyak belajar lagi- Jazakallah Ustaz, jazakillah mbak, undangannya luar biasa).
(Catatan Mam Fifi, Desember 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
opens ‘𝐍𝐄𝐖 𝐄𝐍𝐑𝐎𝐋𝐌𝐄𝐍𝐓 ‘𝐀𝐂𝐀𝐃𝐄𝐌𝐈𝐂 𝐘𝐄𝐀𝐑 𝟐𝟎𝟐𝟐-𝟐𝟎𝟐𝟑”
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: