MENGAPA cinta diukur dari banyaknya harta? Saya enggak setuju dengan statement semakin baik suami semakin banyak uang belanja.
Suatu pagi di Perth, kami menjumpai seorang istri yang bersungut-sungut menyatakan ingin pulang ke Indonesia.
Beliau ingin meninggalkan suaminya karena uang belanja tak cukup. Kami sekeluarga yang niatnya silaturahim jadi enggak enak. Lalu otomatis, ketika pulang menjadi sedikit bahan perbincangan.
“Ya istrinya bantulah suami mencari sedikit tambahan. Jual donat, pisang goreng, terima orderan masak, atau apa sajalah yang bisa dilakukan semaksinal mungkin.”
Toh, kami perhatikan suaminya juga sudah kerja keras siang malam.
Lalu di acara HBH komplek, pernah ada seorang istri yang bersungut-sungut mengatakan suaminya mempunyai gaji hanya Rpxxx juta.
Sementara pengeluaran lebih dari itu dan saya melihat raut malu wajah suaminya diolok di depan kerabat mereka. Termasuk di depan saya, yang kalau kita baik hati harus segera mengalihkan pembicaraan.
Baca Juga: Penting Bagiku Meletakkanmu di Hatiku
Mengapa Cinta Diukur dari Banyaknya Harta
Tidak tahu ya, saya sih dari dulu punya prinsip seberapapun gaji suami yang dibawa pulang itu adalah milik kita dan harus disyukuri.
Kemudian kalau ada keinginan lebih, ya saya akan usahakan sendiri. Entah buka catering atau buka tempat penitipan anak, ngelesin anak orang, atau jualan burger mini, kue sus, menulis dan kirim ke media.
Bisa juga jualan daster khas batik Cirebon. Dulu malah sempat jualan es buah pakai anggur dan nata de coco di bazar.
Jadi saya tidak setuju kalau ada istri ngomelin suami, judesin suami dan baru bergembira ketika suami menambahkan uang belanja.
Bahkan mertua pun ikutan minta apalagi adik ipar dan lain-lain karena suami itu bukan sapi perah.
Jadi, suami menambahkan uang belanja bukan karena kenal sunnah tapi karena memang uangnya ada. Ada rezeki lebih yang beliau bisa berikan pada sang istri.
Jangan desak dia. Nanti dia korupsi.
Allâh Azza wa Jalla berfirman,
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisâ: 34)
(Catatan Mam Fifi, Agustus 2019)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
# Jakarta Islamic School (Terbaik ke-9 di Jakarta)
# 2800 students, 550 teachers, 40 leaders,
# 80% diterima di PTN (UI, ITB, IPB, Unibraw, Unpad, Undip). 20% diterima di Amerika, Australia, Madinah, Berlin, Belanda, Perancis, Norway, Malaysia, Turkye, Uludag, Istanbul, etc.
# Jubilea Islamic College (Boarding SMU boys and girls in Purwadadi)
Australian curicullum, IGCSE Edexcel-UK, Madinah University, 30 juz tahfiz
8 from 13 students in the class – already accepted in Teknik Sipil Universitas Indonesia.
#Jubilea University; Sister campus (Amerika, Turkye, Madinah) next; Belanda and France.
Bingung? Yuk ketemuan!
Mam Fifi P. Jubilea (+62 813‑8943‑1070)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: