“MAMA enggak pernah ngomong sama aku. Aku enggak pernah diajak ngobrol. Mama sibuk. Setiap aku mau mengetuk kamarnya, Mama lagi shalat duha, tilawah, shalat sunnah atau menghafal Alquran. Huhuhu.”
Anak gadis cantik itu menangis di pinggir meja kelas. Lalu, seorang guru perempuan memeluknya. Kemudian curhatlah sang gadis.
Sempat suudzhon tapi kemudian kusesali.
“Itulah contoh ibu yang hanya memikirkan ibadah untuk dirinya sendiri. Ibu yang tidak mau tahu soal perasaan dan masalah anaknya.”
Aku bertanya dalam hati sambil memegang tangan anak gadis itu.
“Di mobil? Kan bisa bicara di mobil ketika jalanan macet.”
Anak gadis cantik itu menggeleng sambil berlinangan air mata di pipinya yang mulus. Sejenak kok kayak film Korea deh. Cuma, gadis Indonesia makan lalapan sama MSG dan tidak operasi.
Lanjutnya, “Di mobil juga Mama diam saja. Padahal, ke Bandung kan 5 jam. Mama komat-kamit saja sambil sibuk memegang Alquran.”
Aku dan guru anak itu, “Ya sudahlah. Anytime kamu ingin mengobrol, kita semua siap untuk dengarkan kamu. Selama ini juga begitu kan?
Mungkin orang tua kamu sibuk tapi kamu bersyukur punya guru-guru yang senang mengobrol dan siap menjadi teman curhat. Deal?”
Anak gadis cantik itu mengangguk. Ada rasa puas saat mendengarkan. Kenyataannya, kami pun sibuk. Kami harus mengajar dan melakukan aktivitas sekolah lainnya.
Lalu anak itu sudah asik sendiri dengan temannya.
Baca juga: Mam Fifi Semangati Anak-Anak Korban Gempa Lombok
Mama Enggak Pernah Ngomong Sama Aku
Beberapa tahun kemudian, anak gadis itu menjadi ustazah kecil yang sibuk mengisi pengajian di masa weekend. Mulai dari remaja sampai ibu-ibu komplek digarapnya.
Aku tercenung, “Mama kamu mungkin enggak sempat mengobrol sama kamu tapi hatinya sibuk mendoakan kamu.
Mama kamu lebih memilih membicarakan dirimu dengan Allah agar hasilnya ihsan. Tak heran, Mama kamu tampak sibuk ibadah dan komat-kamit melulu.
Mama kamu lagi membicarakan rencana penting untukmu kepada Rabbmu. Dan rencana itu berjalan sekarang, kamu menjadi ustazah muda, tempat menerima banyak curhat.”
Maashaa Allah. Allah enggak pernah meninggalkan hamba-Nya yang sibuk berbicara dengan-Nya dan tentang anaknya.
Makbulnya doa ibu karena curhat ke langit bukan dengan penduduk bumi.
Aku yang masih termenung.
Allah berfirman, “Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
(Catatan Mam Fifi, Februari 2020)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc