BUMI ini begitu indah. Begitu aman dan stabil. Begitu sempurna untuk kehidupan. Bumi ini Allah ciptakan untuk manusia.
Tak pernah habis mengeksplorasi keindahan bumi. Begitu pun dengan kekayaan di permukaan dan di dalamnya.
Di permukaan bumi terdapat keragaman ciptaan Allah. Ada tumbuhan, hewan, dan lainnya. Begitu pun di dalam bumi.
Allah ciptakan tumbuhan dan hewan semuanya untuk manusia. Semua skala ketinggian dan pendeknya merujuk pada tinggi dan rendahnya tubuh manusia. Hal ini agar manusia tidak direpotkan dengan jangkauan yang susah.
Tumbuhan yang menjadi bahan makanan pokok manusia selalu lebih mudah dijangkau. Bahkan tidak melebihi tinggi manusia. Bayangkan jika tinggi pohon padi setinggi pohon kelapa. Betapa repotnya manusia. Begitu pun dengan gandum dan lainnya.
Allah subhanahu wata’ala juga menciptakan air untuk selalu menghampiri manusia. Karena itu, sungai-sungai didesain mengalir selalu ke tempat yang lebih rendah. Karena manusia tidak memiliki sayap untuk menjangkau ke tempat yang tinggi.
Allah menciptakan semua hewan juga untuk kemaslahatan manusia. Hewan-hewan yang menjadi kebutuhan pokok manusia selalu memiliki jumlah yang jauh lebih banyak dari yang lain.
Misalnya, sapi, kambing, ayam, dan aneka hewan lain yang dagingnya dibutuhkan manusia selalu dalam jumlah yang lebih banyak. Bayangkan jika jumlah hewan buas seperti macan dan ular jumlahnya melebihi sapi dan ayam.
Belum cukup aneka daging hewan di darat, Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan seisi laut sebagai hewan yang halal untuk dinikmati manusia. Jumlahnya nyaris tak terhingga.
Allah merancang semua hewan buas bukan sebagai musuh manusia. Seberapa kuat dan ganasnya mereka, hewan-hewan buas itu memiliki naluri untuk selalu menghindar dari tempat-tempat yang ditinggali manusia.
Mereka Allah ciptakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada di sekeliling manusia. Bukan sebagai musuh manusia, justru sebagai ‘teman’ jauh.
Begitu pun dengan yang di dalam bumi. Begitu banyak zat yang terkandung di dalam bumi yang baru pada abad kesembilan belas diketahui keluasan manfaatnya. Sebelum ini, hanya emas, perak, dan besi saja yang diketahui.
Allah subhanahu wata’ala menyempurnakan kemanfaatan bumi untuk manusia dengan tujuh lapis langit.
Para mufasirin berbeda pendapat tentang makna tujuh lapis langit. Tapi para ahli kontemporer menafsirkannya dengan tujuh lapis atmosfer.
Tujuh lapis atmosfer memiliki ketebalan ribuan kilometer dari permukaan bumi. Dari sinilah ada kandungan oksigen yang menjadi hal pokok untuk kehidupan manusia. Begitu pun dengan dinamika cuaca yang sangat dipengaruhi atmosfer ini.
Atmosfer juga yang menjadi perisai bumi dari jatuhnya benda-benda angkasa atau meteor. Mereka terbakar habis sebelum tiba di permukaan bumi, kecuali yang dikehendaki Allah subhanahu wata’ala.
Sebegitu banyak benda-benda meteorit di angkasa raya yang dilalui bumi ini, nyaris tak ada yang menyentuh bumi.
Masya Allah. Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, Allahu Akbar.
Maha Benar Allah dalam firmanNya, “Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 29)
Rasanya, tak ada sedikit pun nikmat Allah yang pantas untuk tidak disyukuri. [Mh]