MAM Fifi marah, “Ah, diamkan saja nanti juga baik lagi.“ Dan gelar pemarah akhirnya menempel. Walau sudah ganti presiden, gelar itu masih tayang.
Bahkan ketika ada yang memberi tausiyah dan kemudian beliau tahu bahwa aku ada di situ, topik dengan hangat dan gamblang langsung berubah.
“Laa taghdob walakal jannah“. “Jangan marah, surga untukmu“. Bentaknya heboh.
Bahkan dengan sedikit menggebrak meja, sang Ustaz menyatakan dengan suara keras: “Ibu, jangan suka marah, nanti masuk neraka“.
Terus terang, aku ingin balas tapi aku menahan rasa.. dan aku memilih mengingat Allah dengan cinta yang dalam.
Orang bijaksana, tidak membuat kita menyesali diri atas kekurangan kita, tidak membuat kita down, tidak membuat kita hopeless ~ dan aku kagum dengan beliau, yaitu Rasulullah.
Yang ketika Hudzaifah seorang sahabat yang sangat cerdas thinking skill-nya, dan seringkali dimintai pendapatnya tentang strategi negara, beliau berwajah muram menjumpai Rasulullah untuk meminta saran.
“Yaa Rasulullah aku selalu rajin ikuti semua petunjukmu dan taat pada semua perintahmu dan terdepan dalam berjuang. Namun, ketika pulang ke rumah, aku menjadi garang pada ahli keluargaku. Marah-marah terus. Dan aku selalu menyesal…” ungkapnya pilu.
Rasulullah tidak langsung menghakimi dan menasihati dengan ini dan itu, tapi dengan bijak beliau berkata: “Istighfarlah 100 kali setiap malam.”
Baca Juga: Jangan Lihat Mam Fifi Enak Jalan-jalan
Mam Fifi Marah
Meringankan tanpa menyalahkan
Memberi saran tanpa membuat kita menjadi terdakwa
Tidak menghakimi
Beliau juga tidak menganjurkan untuk berwudhu, atau duduk atau berbaring. Beliau juga tidak menyoroti dengan geram. Hanya berkata dengan menenangkan: “Istighfarlah 100 kali“.
Di situ aku cinta, betapa bijak dan menenangkan tanpa mengungkit kelemahan Hudzaifah, tanpa menuding kesalahan itu dengan cara keras dan menghakimi.
Dan langsung pada solusi, tanpa banyak menyorot pada kesalahan itu sendiri.
Di situ aku mulai merindukannya… dengan rindu yang menyesak di dada. Rindu pada seorang guru yang menenangkan hati. Yaa Rasulullah ….
-@ ahh Rasulullah, kami umatmu,
Walau kami tak jumpa denganmu..
tapi kami merindukanmu …
Rasulullah juga pernah marah ketika Hamzah, pamannya, yang sudah meninggal diambil isi hatinya. Beliau mengancam akan membunuh 30 orang kafir dalam setiap peperangan, namun beliau sadar bahwa akan ada orang yang mengikuti karena nanti dikira itu sunnah.
Sebelum beliau mencabut ancamannya, maka turunlah ayat .. surat An Nahl ayat 126.
[16:126] Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
Sungguh, menahan marah itu berat.
Apalagi bila menyangkut masalah berat, seperti menghadapi maling motor yang merupakan tetangga kita yang selalu kita tolong. Maashaa Allah. Hebat orang yang bisa mengelola marahnya. Marah, bilamana perlu ….
Referensi: 60 sahabat (Hamzah).
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Jakarta Islamic School (JISc); Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS); Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: