JANGAN lihat Mam Fifi enak jalan-jalan. Bukan jalan-jalannya. Aku sudah puas jalan-jalan sejak selesai kuliah. Bahkan aku langsung ke Sydney.
Intinya bukan di jalan-jalannya. Namun, our time dengan anak. Hanya dia dan kita.
Kali ini, JJS atau Jalan-Jalan Serem bersama anak ketiga. Kami menaiki kapal. Anginnya kencang sekali sehingga kapal yang kami naiki selalu bergoyang. Sementara, anakku justru santai tiduran di atas pangkuan Emaknya.
Serupa dengan si Ben dan semua anak lainnya. Mereka suka rebutan sama tas yang selalu aku pangku. Biasanya, mereka akan memukul tasku atau dibuang ke sebelahku. Kemudian mereka akan duduk di pangkuanku.
Itu ketika mereka masih kecil. Sekarang mereka sudah besar, jadi hanya kepalanya saja yang diletakkan di pangkuanku.
Bagiku, sangat penting menjenguk anak. Hal ini bukan semata karena rindu tetapi perihal controlling. Dengan bertemu dua hingga tiga hari saja lalu berbincang seharian kita, Ibu, jadi mengetahui banyak hal. Seperti;
1) Masalah anak kita
2) Perkembangannya
3) Pelajarannya
4) Pengetahuan agamanya
5) Fikrahnya
6) Liqonya jalan atau tidak, mengaji dengan siapa
7) Siapa saja teman-temannya, bahkan perempuan mana yang sedang disukai, target menikah dan cita-citanya
8) Dan lain-lain.
Baca Juga: Mam Fifi Jadi Guest Teacher
Jangan Lihat Mam Fifi Enak Jalan-jalan
Apakah sudah sesuai dengan yang kita harapkan terutama dengan visi misi kita? Karena anak kita bergaul dengan banyak orang dan belajar dengan banyak guru.
Maka, jangan sampai ada fikrah dan pemahaman agama yang salah.
Jadi, kita semakin tahu. Penting atau tidak, kita menyekolahkan anak sampai jauh.
Alhamdulillah… dari hasil berbincang beberapa hari ini sudah tergambar semuanya. Bahkan selama dua setengah hari ini, aku sudah dua kali memberi ceramah singkat untuknya.
Dan, pagi ini memimpin dan memberi tausiyah untuk liqo keluarga. Biasanya, semua hape akan disimpan karena ini adalah family time.
Aku mengunjungi anak. Aku memang sibuk dan capek setengah mati tetapi untuk jadwal kunjungan anak harus datang walaupun jauh. Ayo, jangan sepelekan waktu kunjungan anak!
Jangan sampai ketika kita sudah tua dan sakit, tidak ada anak yang mau berkunjung karena ingat kita malas menjenguknya. Lelah itu pasti.
Bahkan pulang dari Turki, aku langsung rapat marathon dari Rabu, Kamis sampai Sabtu hingga larut malam.
Demi anak, kita harus kuat. Kita harus perfect. Pasang standar tinggi agar semua hal terurus. Maksudnya kalau kita pasang standar 100 maka dapatnya 80. Kalau pasang standar 80 maka dapatnya 60. Seperti itu.
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya).
Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida).” (QS An Nisa ayat 9)
Topiknya, jangan lihat Mam Fifi enak jalan-jalan. Bukan jalan-jalannya. Aku sudah puas jalan-jalan sejak selesai kuliah. Bahkan aku langsung ke Sydney.
Intinya bukan di jalan-jalannya. Namun, our time dengan anak. Hanya dia dan kita.[]
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
(Catatan Mam Fifi, April 2018)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: