Ada juga game macam-macam. Dan terakhir tick tock. Semua fikrah dan budaya and lifestyle menyerbu dirinya. Sementara aku super sibuk.
Finnally, “Ben sedih nggak, nggak punya hape?”
Ben; ”Enggak.“
Aku; “Kenapa?”
Ben; ”Ben jadi nggak kepikiran game dan nggak deg-degan takut dimarahi Umi kalau lihat apa-apa.”
Katanya lagi; “Ben jadi bisa main macam-macam dan lihat macam-macam.“ (maksudnya bisa muter-muter main kelinci, ikan dan lihat macam-macam di jalanan).
Yaa, mungkin anak kita juga gelisah karena hatinya dan jiwanya terperangkap dengan features di hape. Mau berhenti nggak bisa. Anak-anak tak mampu mengontrol diri. Bila kita batasi pun, dia akan curi-curi.
Ada kasus anak bunuh diri kelas 6 SD, karena hapenya disita orangtua. Anak ini main gadget terus. Main game mungkin dan tampaknya sebentar lagi dia menang, tapi ketika dimarahi dan disita hapenya sang anak tidak terima dan bunuh diri.
Lalu gimana kalau anak-anak nggak pegang hape pribadi?
Alihkan saja ke kegiatan; berenang, berkuda, main layangan, dan yang paling mudah sih baca yaa. Suruh baca buku. Kita pun baca bersamanya dan hape simpan sejenak.
Kadang anak jadi buat aktivitas sendiri, ketika Mang Husen lagi bersihkan kolam ikan maka dia ikut-ikut bersihkan. Bahkan ikut ambil ikan di empang dan bakar-bakaran sama Mang Husen dan Mbak di belakang. Jadi deh gurame bakar bumbu kecap.
Nggak mudah memang, tapi percayalah pelajaran online anak pakai laptop saja. Lalu ketika sudah selesai, langsung kembalikan pada kita dan jangan kasih hape secara personally.
Wallahu ‘alam. Yaa Allah bimbinglah kami agar mampu membimbing anak-anak kami dengan baik. Aamiin.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: