ChanelMuslim.com – Covidku hilang dengan bantuan dzikirullah (lanjutan). At the same time, supir senior keluarga kami, take inisiatif untuk membagi rumah jadi dua bagian. Bagian belakang dan taman, serta kolam renang untuk mereka yang covid. Bagian depan ibu dan anggota keluarga.
Baca cerita sebelumnya Covidku Hilang dengan Bantuan Dzikirullah (Bag. 1)
Semua kompak. Nggak ada yang mau pulang kampung. Anak saya kaget, “Hah? Jadi yang melayani kita semua kena covid? Terus kita bagaimana?”
Sang adik menjawab, “Anggap saja di Australia lah. Semua ngerjain sendiri.“
Alhamdulillah baru beli mesin cuci yang ada pengeringnya sekalian. Dan aku mulai merancang menu. Untuk pasien covid katanya pada mau masak sendiri. Dan aku masak daging semur pakai presto nggak pakai gula. Karena gula meningkatkan virus, juga nasi. No rice. No carbo!
Baca juga: Immersion Nusantara Pertama JIBBS and JIGSc
Alhamdulillah ada mie shiratake (rumput laut). Dulu aku pernah diet keto. Jadi stock bahan baku keto bisa banget diolah untuk makanan di masa pandemik. Sabtu kelabu, aku melalui dengan sendu. Rasanya kehilangan tangan kanan, juga kiri dan belakang.
Ahad, aku demam. Aku ngimpi rumah di surga banyak bunga tapi nggak ada Khadimah. Yang ada malah ustaz- ustaz yang jadi ganteng. Tapi nggak bisa nolongin. Mimpi dalam demam bercampur antara keindahan dengan kenyataan.
Ya antara mimpi istana putih dengan bunga-bunga yang indah. Kecampur sama soal sejarah Jendral Sudirman yang meninggal setelah 4 bulan Indonesia merdeka. Dan juga RAB mesjid dan renovasi SMU JIBBS.
Semua kayak muter-muter di alam bawah sadar. Dan aku terlelap lagi 8 jam tanpa makan dan minum. Shalat di tempat tidur dan di wudhuin.
Bersambung.
Rasulullah bersabda, ”Takkan ada yang tertinggal dari kenabian kecuali kabar baik, Mereka (para sahabat) bertanya, ”Ya Rasulullah! Apakah kabar baik itu?” Rasulullah menjawab, ” Mimpi yang baik.” (HR. Bukhari)