ChanelMuslim.com “Cuma terima kredit, Mi,” sungut anakku.
“Zack mana punya kartu kredit, Ummi bayarin ya,” tambahnya.
Aku, “Waduh, merepotkan sekali sih. Ummi juga nggak punya.”
Kala lain, guru JISc, “Nggak bisa Mam, bayarnya pakai kartu kredit. Kita semua nggak ada yang punya.”
Aku, “Waduh, bagaimana dong. Susah banget hidup kalau kayak begini.”
“Jadi kita mesti hutang dong kalau cash dia nggak mau?”
Anakku, “Nggak terima debit, Mi.”
Ya, aku juga mengalami makan di restoran kadang pas gesek debit mbak kasirnya menggeleng.
“Ibu punya credit card?”
Aku, “Nggak Mbak. Saya repot. Takut nggak kebayar kalau punya credit card. Pinjam mbak punya deh, saya bayar ke mbak cash.” Sambil membayangkan makanan yang udah ketelen. Masak makan mie saja hutang.
Dipaksa hutang. Dipaksa ngeriba. Aku mau bayar cash kok malah dimusuhi.
Mbaknya geleng-geleng. “Nggak bisa Bu.”
Aku, “Ya. Ya sudah deh. Saya main di bawah saja. Makan mie di rumah yang bayarnya cash.”
Kampungan banget mungkin. Nggak kebayang kalau oneday pakai digital money. Pasti aku lemot banget untuk menerimanya butuh mengomel dulu.
Maafkan, bukan sok menjauhi riba tapi takut nggak kebayar dan takut keasikan.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau haram.” (HR. Bukhari no. 2083)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-talk/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
https://www.instagram.com/fifi.jubilea/
Twitter: