ChanelMuslim.com – Berpelukan sekarang untuk menunjukkan keakraban kalau ketemu seseorang. Bersalaman lalu berpelukan. Ada juga sih plus cipika-cipiki. Waktu di Australia, dulu ikut kelas Bahasa Inggris pesertanya macam-macam orang tapi pas kenalan ada yang mengajak salaman. Ada yang mengajak cipika-cipiki tapi cowok. Nah, ada anak Argentina yang bilang, “No, she can’t do that!”
Ya wuis, aku terbantu juga dengan teriakan si Argentina comel cantik itu. Lalu aku juga mendapati di mana-mana, kalau salaman plus pelukan dan cipika-cipiki. Aku nggak masalah tapi kalau kebanyakan apalagi pas mau rapat, waktu mepet kayaknya nggak sempat deh.
Juga yang aku nggak suka, kalau kita habis jalan kaki dan keringatan dan masih ngos-ngosan, please baiknya atur napas dulu dan seka keringat. Jangan langsung menyalami orang dan ingat lho kita bau keringat. Juga kalau acara sampai sore, lalu pisah dan salaman dan ditarik untuk berpelukan. Biasanya sore itu bagaimana ya bau badan kita? Apa masih fresh? Kalau bisa semprot dikit minyak wangi atau body mist, bukan untuk kepentingan kita tapi kenyamanan orang yang akan dipeluk.
Tersinggung. Ya risiko, bikkn tulisan kadang memang untuk menyinggung agar tersadar. Sebab ada orang yang sadar tanpa dicolek. Ada juga yang dicolek dikit langsung sadar. Ada juga yang dipukul baru sadar.
Intinya, boleh berpelukan dengan sesama wanita tapi perhatikan diri kita cukup fresh nggak untuk berdekatan dengan yang lain. Jangan sampai memeluk tapi mengganggu. Juga yang kurang etis yaitu memeluk dan cipika-cipiki dengan senior atau tokoh atau ustazah yang lagi makan. Duh, kadang kasihan lihat sang ustazah mengatur tangan untuk makan dan salaman plus cipika-cipiki sambil ribet mengunyah soto mie. Sementara yang datang serombongan, mau ditolak nggak enak.
Ya gitu deh. Kalau pelukan Prabowo Sandi di sini lebih kepada pelukan rasa. Rasa senasib. Lu gue sama. Lu gue punya beban yang sama atau bersama kita bisa. Yes.
Ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah jika ada di antara kami yang berjumpa dengan temannya apakah boleh dia menundukkan badan kepadanya?” Jawab Nabi, “Tidak boleh.” “Apakah boleh memeluknya dan menciumnya”, tanya orang tersebut untuk kedua kalinya. Sekali lagi Nabi mengatakan, “Tidak boleh”. Berikutnya penanya kembali bertanya, “Apakah boleh menjabat tangannya?” Nabi bersabda, “Boleh, jika dia mau.” (HR Ahmad no. 13044 dari Anas bin Malik, dinilai hasan oleh Al Albani dalam Silsilah Shahihah, no. 160)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: