BAGAI Sayap Burung yang Patah. Tulisan ini ditulis oleh Mam Fifi sebagai catatan kesedihan akan berbagai peristiwa yang terjadi pada Januari 2017.
Pada tahun itu, sejumlah media online ditutup karena beberapa alasan. Berikut tulisan selengkapnya.
Apakah sejumlah kekayaan sanggup membeli air di muka bumi ini? Apakah sebuah kekuasaan sanggup membungkam cahaya matahari?
Bukankah burung pun tidak ada yang sama warna bulunya? Bukankah perbedaan itu tercipta untuk menyemarakkan dunia?
Bukankah jalan ke Roma bisa dengan berbagai cara? Tak mesti sama?
Baca Juga: Seperti Rezeki Burung
Bagai Sayap Burung yang Patah
Bahkan pelukis pun menggambarkan isi hatinya… Bahkan penyair pun mendendangkan suara jiwanya…
Bahkan fotografer pun memotret mata batinnya, apa yang dilihatnya, yang mencekam hatinya… Bila ada yang berbeda, apakah itu harus dihapuskan?
Bunga pun tak ada yang sama warna, justru dia menjadi indah karena berbeda. Ingat, sebuah sunnah akan tetap bersama dengan alam. Sampai alam berhenti dari tugasnya.
Air merembes tak ada yang mampu menutup. Belajarlah dari air.
#TurutBerdukaCita atas dimatikannya setengah jiwa pejuang pena
#TurutBerdukaCita atas terkatupnya hak bicara
#TurutBerdukaCita atas ditutupnya beberapa media online, media tempat mereka meluapkan rasa
#TurutBerdukaCita atas kebebasan pers yang sudah tidak bebas lagi, bagai sayap burung patah.
Sungguh, petang ini saya berduka cukup dalam atas nama suara keadilan…
~ Duka dari Athena ~
(Catatan Mam Fifi 7 Januari 2017)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: