ChanelMuslim.com – Waktu kuliah dulu saya mengajar bimbel. Agennya bapak-bapak tua punya anak perempuan yang disiplin dan yang tangkas mengurus ini itu. Wakilin bapaknya, saya panggil dia Mbak Boss Retno. Tapi kemudian dia menatap saya dengan tajam dan menyatakan suka sama saya. Lalu saya bingung. Melihat saya bingung, dia mengajak saya ketemu ‘pacarnya’ yang jadi sekretaris di kantor bimbel itu.
Rambut panjang gemulai sebutlah namanya Rani. Dan dengan manja Rani memanggil si Mbak Boss ‘Mas Sayang’. Kata Rani padaku yang waktu itu masih lugu. Ini pahlawanku, aku disakiti lelaki 3 kali. Sejak itu aku benci lelaki dan aku nggak mau menikah sampai Mas Sayang datang dan bikin aku bahagia.
Lalu mereka mengajak aku jalan-jalan di malam Minggu. Aku tidak bilang nggak, juga nggak menunjukan wajah jijik. Aku cool saja. Pura-pura paham karena terus terang aku masih perlu uang. Waktu itu aku masih kuliah jadi lumayan banget uang mengajar bimbel untuk tambahan uang jajan seperti bapakku yang pegawai negeri tanpa korupsi. Jadi, kasih uang saku terbatas tapi aku bertekad akan keluar dari agen bimbel pada ujung bulan itu.
Beberapakali ketemu si Mbak Boss macho sayang, menjijikan itu. Dia selalu memberi perhatian, tatapannya penuh pengertian dan menatap dalam-dalam dan berbinar-binar agak nanar. Tidak menyentuh tapi dia berusaha membuat kita merasa dia itu nyaman dan siap melindungi. Gayanya cool dan menentramkan tapi cewek. Hhyyy, ini realita.
Paham nggak? Aku nggak bisa jelaskan dengan lebih detail lagi. Waktu itu sekitar 26 tahun lalu loh. Eljibiti belum marak di Indonesia. Mungkin itu Allah takdirkan aku disukai lesbian karena 26 tahun kemudian aku ditakdirkan bikin sekolah full day school dan Inshaa Allah boarding putri agar aku tahu sedikit ilmu tentang ciri-ciri mata lesbian.
Jadi, segala sesuatu itu ada hikmahnya. Aku nggak bilang ke orang tuaku, takut mereka panik, jadi saranku, para orang tua jangan panikan nanti anak-anak nggak mau cerita apa-apa. Lalu temanku suatu hari menangis. Aku suka bingung lihat orang menangis. Apalagi aku orangnya mudah menangis juga.
Ceritanya sedang kehilangan anak, aku kira diculik tapi ternyata anaknya SMP kelas 2 di sekolah umum campur laki perempuan, kena lesbian karena guru Taekwondo pertamanya adalah perempuan yang lesbian. Lalu mereka kabur dari rumah dan membina hidup berdua saja dibiayai sang guru Taekwondo ini. Lanjutannya panjang. Ibrahnya jangan percaya begitu saja pada guru les atau ekskul anak atau murid kita. Waspadai kedekatan. Mohon maaf, habis gimana? Saya melarang guru terlalu dekat dengan satu anak. Kalau mau dekat ya pada semua anak.
Langsung saja deh saya mau ke kantor dan mau mengajar.
1. Intinya yang didekati kebanyakan anak perempuan yang lemah, suka di-bully adik kelas, kulit agak putih, manis-manis gitu, imut, perasa, sendirian, kurang gaul, kurang lincah atau pendiam. Maka akan didekati diam-diam oleh lesbian dominan.
2. Untuk tahapan lesbian pemula bisa diobati, asal pendekatan orang tua intens. Jangan dimarahi, ibu dekat dengan putrinya dan sosok ayahku pahlawanku ditampilkan kembali.
3. Lalu kalau sudah tenang jangan diungkit-ungkit.
4. Usia rawan adalah di SMP kelas 1 atau kelas 2. Masih polos dan clingak-clinguk. Pelaku biasanya kakak kelas.
5. Kalau anaknya lincah atau cewawaan biasanya nggak begitu disukai karena khawatir rahasianya ketahuan. Biasanya orang lincah ngomong blak-blakan. Maka yang didekati, anak yang pendiam. Makanya guru jangan biarkan anak pendiam sendirain. Kasih aktivitas dan gabungkan anak pendiam dalam kumpulan. Ajarkan anak-anak bisa menerima siapa saja. Jangan pilih-pilih.
6. Last, pokoknya jangan sampai mereka masuk kamar dan buka baju. Jangan sampai nantinya merasakan lebih nyaman dibelai perempuan daripada laki-laki karena perempuan kan pakai perasaan.
7. Juga jadi bapak jangan galak-galak sama anak perempuannya.
8. Syaratnya dekat pada anak, kita jadi tahu anak kita ada perubahan atau tidak. Buka sesekali ponselnya, juga ikutan IG-nya lihat siapa temannya siapa yang di-follow dan lain-lain.
9. Jangan kasih anak berdua di kamar atau bertiga dengan temannya. Sudah main di ruang tamu saja. Tak usah di kamar atau ibu masuk ke kamar sesekali pura-pura bawakan minuman atau cemilan. Ajak ngobrol teman anak-anak. Jangan lupa lesbian itu nggak mesti tomboy loh. Saya juga tak paham kenapa kecil-kecil kok lesbian.
10. Lalu ibu ajak anak perempuannya berdoa dan perbanyak tilawah dan puasa. Di zaman semakin gila. Hanya Allah tempat berlindung.
Saya Fifi. P. Jubilea menjadi penggagas Jakarta Islamic Girls Boarding School, pesantren kecil dengan murid satu kelas hanya 12-16, guru satu agar anak mudah dikontrol, dengan motto ‘Mendidik dengan cara ibu’. Saya nggak mau banyak-banyak, anak nggak keurus. Tapi saya menulis artikel ini bukan untuk promosi. That was a real acrticle based on true stories. Not a fake.
Dibuka Jakarta Islamic Girls Boarding School. Motto: Mendidik dengan cara ibu.
Mendidik dengan cara ibu. Program: Tahfidz/International Kurikulum ~ IGCSE Edexcell, England/Islamic Program/Diknas/Tarbiyah Islamiyah/Skill keputrian dan rumah tangga/Business muslimah.
Satu kelas:12-16 orang. Yang LGBT dikeluarkan!
Contact person (Jakarta Islamic Girls Boarding School);
1. Prima, wa or call 0896-4654-4396
2. Dian, wa or call 0812- 8119-6344
3. Ihsan, wa or call 0813-8664-4108
Tempat di Megamendung, Puncak.
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu faahisyah (perbuatan yang keji) dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: