SEKOLAH Pemikiran Islam Jakarta (SPI Jakarta) Angkatan 13, resmi memulai perkuliahan pada Rabu (02/08/2023). Berlangsung di kantor INSISTS di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, perkuliahan perdana tersebut dihadiri oleh puluhan siswa baru SPI Jakarta Angkatan 13 dan para Pengurus SPI.
Hadir sebagai pembicara malam itu ialah Akmal Sjafril, pendiri sekaligus Kepala SPI Pusat. Dalam pemaparannya, Akmal menjelaskan tentang profil dan alasan mengapa SPI berdiri pada akhir 2014.
“SPI adalah respon intelektual untuk menghadapi tantangan pemikiran yang mendera umat muslim Indonesia saat ini”, kata Akmal.
Menurutnya, pemikiran-pemikiran melenceng yang bertujuan menyesatkan kaum muslimin tidak akan mampu dibendung apabila umat Islam sendiri tidak kembali mendalami ilmu.
Baca Juga: Tujuh Surah Al-Quran yang Menunjukkan Secara Tegas Larangan Homoseksual
SPI Jakarta 13 Resmi Dimulai: Respon Intelektual Tantangan Pemikiran Islam
Layaknya sebagai senjata dan amunisi, ilmu adalah bekal mutlak meraih kemenangan dalam era perang pemikiran atau yang dikenal dengan ‘Ghazwul Fikri’.
SPI mempunyai visi menjadi lembaga pendidikan yang berkontribusi membangkitkan kembali tradisi ilmu untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam.
Untuk itu, SPI hadir sebagai institusi pendidikan non formal yang memberikan kajian-kajian strategis bersifat terencana dan terukur demi menjawab kebutuhan umat sesuai zamannya.
Adapun sasaran dari perkuliahan SPI, ialah para generasi muda muslim yang diyakini dapat menjadi pelopor perubahan positif secara cepat.
Dengan demikian, para alumni SPI kelak diharapkan kembali ke komunitasnya masing-masing untuk menularkan ilmu yang telah mereka dapatkan.
Pada angkatan ke-13 ini, SPI Jakarta menerima 66 orang murid baru yang berasal dari berbagai daerah di Jabodetabek.
Minarni, salah satu murid SPI Jakarta Angkat 13 menceritakan alasannya mendaftarkan diri ke SPI, “Niat saya mengikuti SPI karena tertarik dengan ghazwul fikri dan isu-isu kontemporer lainnya yang menimpa umat muslim saat ini. Saya merasa keduanya jarang dibahas dari sudut pandang syariat dan intelektual sekaligus. Karena SPI membahas keduanya, maka saya memutuskan untuk daftar. Selain itu, terus terang saya juga ingin mengembangkan kemampuan menulis dengan mengikuti perkuliahan di sini,” tutur Minarni. [Ln]
Oleh: Rika Nikmatussolehah