ADAB menjadi salah satu pilar terpenting dalam dunia pendidikan, namun justru adab yang sering dilupakan oleh para pelaku pendidikan, khususnya di Indonesia. Pada pertemuan ke-10, Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta mengangkat tema adab sebagai materi perkuliahan yang dipaparkan oleh Muhammad Ardiansyah di Aula INSISTS, Kalibata, Jakarta Selatan. (Rabu, 11/10/2023)
Muhammad Ardiansyah mengutip petuah Imam Al-Ghazali dalam buku Konsep Adab Syed Muhammad Naquib Al-Attas bahwa adab adalah pendidikan lahir dan batin yang mengandung empat perkara, yakni perkataan, perbuatan, keyakinan, dan niat.
Baca Juga: SPI Jakarta: Masyarakat Jahiliah Tidak Mengenal Standar Kebenaran
Pengajar SPI Jakarta Ungkap Ada yang Kurang dari Pendidikan di Indonesia
Penulis buku Catatan Pendidikan tersebut menyatakan bahwa masa peradaban Islam terbaik bukanlah Dinasti Abbasiyah, akan tetapi masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi masa terbaik dari peradaban Islam.
“Dinasti Abbasiyah itu bukan puncak peradaban Islam, tapi puncak kemajuan keilmuan Islam,” tuturnya.
Selanjutnya, pengasuh ponpes At-Taqwa ini menerangkan bahwasanya masa kenabian disebut sebagai puncak peradaban Islam karena para sahabat dididik langsung oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia dengan adab terbaik dan beliau dibimbing langsung oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui Al-Quran.
Al-Quran adalah ma’dubah atau adab dari Allah subhanahu wa ta’ala. Maka dari itu adab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al-Quran itu sendiri.
Ardi juga menyatakan bahwa mempelajari adab membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, mempelajari suatu ilmu harus dibarengi dengan mempelajari adab.
Ia juga mengingatkan kita untuk menjadi manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, akan tetapi juga cerdas dalam sisi adab.
”Jadilah manusia yang cerdas secara intelektual dan beradab, dan ini menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat agar dapat membangun sebuah peradaban,” ungkapnya.
Menurut salah satu murid SPI Jakarta, Muhammad Haikal, materi adab sangatlah berkesan karena semua yang telah disampaikan oleh pemateri dapat langsung dirasakan implementasinya,
”Luar biasa. Sejauh ini, materi ini yang paling berkesan, karena implementasinya langsung dapat dirasakan,” tutur mahasiswa LIPIA Jakarta tersebut.
Penulis: Darel Prawira
[Ln]