FENOMENA dispensasi pernikahan remaja yang mencuat di publik telah menjadi perbincangan khalayak ramai.
Data yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama mencatat ada sebanyak 8.607 permohonan dispensasi pernikahan di Jawa Barat.
Tingginya angka dispensasi pernikahan dipicu oleh kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada remaja putri.
Masa remaja (10-19 tahun) adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Dalam proses menuju kedewasaan remaja mengalami banyak perkembangan, baik secara fisik, psikis dan sosial.
Masa remaja disebut juga masa coba-coba, masa eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri dan pengakuan dari kelompoknya.
Di era globalisasi saat ini, remaja lebih mudah mengakses konten-konten yang tidak sesuai dengan usianya.
Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Program Aksi Cerdas Bergaul Dompet Dhuafa
Pola asuh dan kurangnya pengawasan dan pendampingan orangtua kepada anak juga menjadi salah satu sebab tingginya kehamilan pada remaja.
Pengawasan terhadap remaja tak hanya membutuhkan peran dari orangtua dan guru, tetapi kalangan swasta juga diharapkan mengambil peran dengan memberikan kegiatan-kegiatan positif ke remaja.
Dompet Dhuafa Jawa Barat bersama wadah kerelawanannya DD Volunteer Jabar melaksanakan Aksi Cerdas Bergaul yaitu edukasi kesehatan reproduksi dan kajian remaja yang dikemas dalam konsep persuasif dan interaktif.
Dengan kegiatan ini, remaja diajak mengenal tentang dirinya, tentang perkembangan biologis yang dialami dan ancaman yang sering mengintai remaja seperti free sex, LGBT, dan kenakalan remaja.
“Kegiatan ini merupakan aksi preventif kesehatan dimana kita melaksanakan roadshow ke Sekolah dan Pesantren di 7 Kabupaten Kota, dalam rangka memberikan edukasi kesehatan reproduksi remaja dan sebagai upaya menekan masalah-masalah kespro remaja seperti kenakalan remaja, seks bebas dan LGBT,” ujar Andriansyah selaku Pimpinan Dompet Dhuafa Jawa Barat.
Aksi Cerdas Bergaul ini berhasil dilaksanakan selama sepekan, menyasar siswa/i dan santri di 17 Sekolah/Pondok Pesantren, beberapa diantaranya adalah SMA N 1 Tasikmalaya, SMK Wirakarya 1 Ciparay, Pondok Pesantren Abu Bakar As-Shidiq, MTs Al Washliyah Cirebon. Sebanyak 1.699 siswa mendapatkan edukasi melalui kegiatan tersebut.
Baca juga LAZ DF dan Dompet Dhuafa Lampung Salurkan Paket Logistik Bagi Penyintas Gempa Bumi Turki
“Haturnuhun kepada Dompet Dhuafa yang sudah mengunjungi Pondok Pesantren Al Islamiyyah. Kegiatan ini pertama kali nya diadakan di Pondok Pesantren Al Islamiyyah dan kami sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh anak-anak muda,” ucap Ustadz Dede Wahyudin (Pengajar di Pondok Pesantren Al Islamiyyah).
“Semoga anak didik disini mampu menyerap segala ilmu yang disampaikan dan terhindar dari pergaulan bebas,” tambahnya.
Dompet Dhuafa Jawa Barat menggandeng banyak komunitas dalam gerakan ini, diantaranya Volunteer Doctors Jabar, Bidan Bergerak, Kolaborator Kebaikan, Kompass Kebaikan, Gerakan Infaq Beras Tasikmalaya, Perkumpulan Infaq Beras Indonesia (PIBI Tasikmalaya) dan Pasukan Amal Shaleh.