MAKANAN dengan rasa asam kerap diasosiasikan sebagai sumber vitamin C yang tinggi. Namun, tidak semua makanan yang terasa asam memiliki kandungan vitamin C yang tinggi.
Vitamin C yang memiliki nama lain asam askorbat memang memiliki pH yang asam. Sehingga rasanya memang asam dan kecut.
Namun, rasa asam bukan indikator utama untuk menentukan kadar vitamin C dalam makanan. Beberapa buah seperti jambu biji yang kandungan vitamin C-nya lebih tinggi dari jeruk justru rasanya manis.
Rasa asam dalam makanan bisa berasal dari senyawa lain seperti asam sitrat, bukan semata-mata dari asam askorbat.
Baca juga: Vitamin D Bisa Memperlambat Proses Penuaan Biologis pada Manusia
Tiga Aspek Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Makanan Sumber Vitamin C
Untuk menentukan apakah suatu makanan merupakan sumber vitamin C yang baik, ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, dari kandungan vitamin C-nya. Kandungan yang baik atau tinggi yaitu minimal mengandung 20 persen Angka Kecukupan Gizi (AKG), atau lebih dari 20 miligram per 100 gram.
Kedua, makanan tersebut harus mudah diakses dan sering dikonsumsi dalam bentuk segar. Misalnya buah-buahan yang segar dan mudah dijangkau.
Ketiga, stabilitas vitamin C pada makanan juga penting karena zat ini sangat sensitif terhadap panas, oksigen, dan waktu simpan. Semakin segar dan minim olahan, maka semakin baik kandungan vitamin C-nya.
Beberapa makanan yang disebut Olivia memiliki kandungan vitamin C tinggi antara lain:
Jambu biji: 200-250 mg/100 g
Paprika merah: 120-150 mg/100 g
Kiwi: 90-100 mg/100 g
Brokoli: 89 mg/100 g
Jeruk manis: 50-55 mg/100 g
Pepaya matang: 60-70 mg/100 g
Sawi hijau mentah: 50-60 mg/100 g
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kebutuhan vitamin C pada orang dewasa berbeda antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan AKG 2019, kebutuhan laki-laki usia 16 tahun ke atas adalah 90 mg per hari, sementara perempuan memerlukan 75 mg per hari.
Kebutuhan ini sebaiknya dipenuhi dari makanan, bukan dari suplemen. Karena makanan yang mengandung vitamin C juga mengandung zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh.
Konsumsi suplemen vitamin C dalam jumlah besar secara terus-menerus dapat memicu risiko gangguan pencernaan hingga batu ginjal. [Din]