IBU hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia defisiensi besi dibandingkan populasi umum. Anemia defisiensi besi adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat ke jaringan tubuh.
Tubuh mengalami perubahan signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30 persen, yang meningkatkan pasokan zat besi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hemoglobin (protein dalam sel darah merah).
Anemia ringan adalah hal yang normal selama kehamilan karena peningkatan volume darah. Namun, anemia yang lebih parah dapat meningkatkan risiko anemia pada bayi setelah ia dilahirkan.
Anemia yang parah selama dua trimester pertama dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
Baca juga: Kecepatan Langkah kaki bisa Pengaruhi Irama Jantung
Alasan Mengapa Ibu Hamil Berisiko Terkena Anemia
Anemia juga membebani ibu dengan meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan dan mempersulitnya melawan infeksi. Anemia pada kehamilan masih jadi masalah kesehatan utama di Indonesia.
Sekitar 48,9 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia sehingga 7.5 juta anak beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang, kecerdasan, dan rentan infeksi. Kekurangan zat besi juga bisa membuat anak stunting.
Gejala utama anemia antara lain gampang lelah, terlihat pucat, sakit kepala, denyut jantung meningkat, hingga sulit berkonsentrasi.
Perlu diingat bahwa gejala anemia sering kali mirip dengan gejala kehamilan lainnya. Oleh karena itu lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, termasuk mengukur kadar hemoglobin.
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah anemia selama kehamilan. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi (seperti sayuran berdaun hijau tua, daging merah, telur, dan kacang tanah) dapat membantu memastikan cadangan zat besi.
Selain melalui pola makan bergizi seimbang, suplemen zat besi dan asam folat harian juga direkomendasikan oleh WHO sebagai bagian dari perawatan ibu hamil untuk mengurangi anemia dan risiko berat badan bayi rendah.
Kebutuhan zat besi pada trimester dua umumnya tidak tercukupi hanya dari asupan makanan. Selain zat besi ibu hamil membutuhkan berbagai mikronutrien seperti asam folat, kolin, vitamin B, zinc, dan vitamin A.
Suplementasi mikronutrien pada ibu hamil tidak hanya mendukung tumbuh kembang anak di usia awal kehidupan tapi juga berdampak jangka panjang pada kecerdasan anak saat mereka berusia 9-12 tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan mikronutrien lain pada kelompok rentan, ada dua suplemen yaitu Forespat dan Formom.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ferospat sebagai suplemen zat besi untuk ibu hamil, menyusui, serta usia lanjut dan Formom sebagai suplemen vitamin dan mineral selama masa kehamilan.
Forespat mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin C, asam folat, dan mineral esensial lainnya yang berperan untuk membantu mencukupi kebutuhan harian yang juga penting dalam membantu mencegah anemia defisiensi besi.
Formom mengandung kombinasi 8 vitamin dan 5 mineral, termasuk zat besi, asam folat, beta-karoten sebagai antioksidan, vitamin C, dan kalsium untuk pertumbuhan tulang.
Formom diformulasikan khusus sebagai suplemen multivitamin dan mineral prenatal yang penting untuk masa kehamilan. [Din]