ChanelMuslim.com – Kisah Aisyah yang dijuluki guru dari para guru. Dialah perempuan yang dijuluki ash-Shiddiqah bintu ash-Shiddiq (perempuan yang benar putri dari lelaki yang benar), dialah Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah seorang perempuan yang sangat mulia, disucikan, dan dibela Allah dalam Alquran.
Beliau adalah putri dari Abu Bakar ash-Shiddiq, sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang terpercaya. Aisyah radhiyallahu ‘anha juga dikenal sebagai guru dari para guru.
Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah salah satu istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di dunia dan akhirat.
Beliau merupakan Ummul Mukminin (ibunda bagi orang-orang yang beriman, menjadi teladan bagi setiap muslimah, muslim, maupun ulama.
Aisyah radhiyallahu ‘anha lahir pada akhir tahun kelima saat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam diangkat menjadi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah seorang pejuang yang bernama Ummu Ruman bintu Amir. Setelah wafat, Nabi Shallallahu alaihiwa sallam memberi gelar Bidadari surga kepadanya.
Aisyah tumbuh dalam asuhan ayah dan bundanya. Keluarga mereka dikenal karena kemuliaan akhlaknya, baik pada masa jahiliah maupun pada masa Islam.
Keluarga Abu Bakar adalah keluarga bangsawan Quraisy dari Bani Taim yang mula-mula memeluk Islam.
Aisyah radhiyallahu ‘anha belajar berbagai bidang ilmu dari sang ayah.
Ia juga memiliki seorang guru untuk mengajarinya menulis dan membaca, yaitu asy-Syifa’ bintu Abdullah. Aisyah radhiyallahu ‘anha dikenal sebagai wanita yang sangat cerdas.
Hafalan Aisyah radhiyallahu ‘anha sangat kuat. Beliau menghafal banyak hadits yang didengar dan dilihat langsung dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam urutan periwayat hadits terbanyak, beliau berada pada urutan ketiga setelah sahabat Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar bin Khaththab. Maasya Allah, hebat ya.
Hadits-hadits riwayat Aisyah ini sangat penting karena kita jadi mengetahui tentang keseharian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dari hal pribadi hingga kehidupan rumah tangganya yang tidak diketahui oleh para sahabat Nabi yang lain.
Dari hadits-nya, kita mengetahui bagaimana adab Nabi Shallallahu alaihi wa sallam saat tidur, mandi dan membuang hajat, serta kebiasaan shalat Tahajud.
Baca Juga: Pernikahan Rasulullah dan Aisyah (Bagian 3)
Kisah Aisyah, Guru dari Para Guru
Selain pandai dalam ilmu Hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha juga pandai dalam ilmu-ilmu lain, misalnya Tafsir Alquran, Fikih (Hukum Islam)m Faraidh (Ilmu Hitung Waris), Syair (Sastra), Sejarah, Geneologi (Ilmu Nasab), dan Ilmu Pengobatan.
Banyak sahabat Nabi dan para ulama generasi setelahnya (para Tabi’in) yang berguru kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha, di antaranya Urwah bin Zubair, Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, dan Aisyah bintu Thalhah, keponakannya sendiri, juga keluarga Sirin.
Aisyah radhiyallahu ‘anha juga dikenal dengan sifatnya yang qana’ah, tawadhu, dan jauh dari sifat sombong.
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bersedekah sebesar 70 ribu dirham meskipun pakaiannya ada yang ditambal.
Jika tidak mengetahui akan sesuai hal, Aisyah radhiyallahu ‘anha juga tidak segan untuk bertanya kepada yang lain.
Rasa malu Aisyah radhiyallahu ‘anha sangat tinggi, beliau sangat memahami bahwa rasa malu merupakan bagian dari iman dan akhlak mulia dalam agama.
Beliau pernah menegur para muslimah yang berani melanggar hukum-hukum Allah seperti berpakaian secara berlebihan.
Aisyah radhiyallahu ‘anha dihormati oleh semua kalangan, termasuk para pejabat dan penguasa. Beliau menjadi tempat bertanya dan pusat nasihat berbagai kalangan.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memiliki panggilan kesayangan untuk Aisyah radhiyallahu ‘anha, yaitu ‘Uwayyisy yang artinya Si Aisyah kecil atau Aisyah sayang.
Beliau juga sering dipanggil Humairah yang artinya Si Kemerah-merahan. Postur badan beliau memang kecil dan pipinya merona kemerah-merahan.
Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah istri Rasulullah Shallallahu alaihiwa sallam yang istimewa.
“Kelebihan Aisyah atas para wanita adalah sebagaimana kelebihan tsarid atas makanan yang lain,” begitu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan pujiannya untuk Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Tsarid adalah roti kuah kesukaan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Saat bersama Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sering mendapat wahyu yang diturunkan Allah Subhanahu wa taala melalui Malaikat Jibril.
Saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sakit, beliau Shallallahu alahi wa sallam berada di pangkuan Aisyah radhiyallahu ‘anha hingga wafatnya.
Di rumah Aisyah radhiyallahu ‘anha pula beliau Shallallahu alaihi wa sallam dimakamkan.
Sepeninggal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Aisyah radhiyallahu ‘anha hidup dalam umur yang panjang. Beliau telah berhasil mendidik puluhan ulama besar.
Aisyah radhiyallahu ‘anha meninggal pada 17 Ramadhan 58 H saat berusia 63 tahun. Guru dari para ulama itu dimakamkan di Taman Baqi’ dekat Masjid Nabawi di Madinah.
Itulah kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha, guru dari para guru yang telah mengajarkan kepada para muslimah bahwa belajar dan mengajar sepatutnya terus dilakukan sepanjang hayat. [ind]
sumber: Buku Seri Ilmuwan Muslimah, ditulis oleh Sarah Mantovani (penerbit: Pro-Kids, 2020)