ChanelMuslim.com- Rapid test antigen adalah pemeriksaan secara cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen tertentu di dalam tubuh seseorang. Rapid test antigen umumnya hanya dilakukan untuk pemeriksaan penyaring (skrining), dan sampel yang digunakan tergantung pada penyakit yang ingin dideteksi.
Antigen adalah zat asing yang dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk reaksi perlawanan berupa antibodi.
Dikutip dari Alodokter, tes rapid antigen bertujuan untuk mendeteksi antigen tersebut, yaitu dengan memeriksa sampel darah atau lendir tenggorokan pasien.
Antigen biasanya berasal dari luar tubuh (heteroantigen), misalnya dari bakteri atau virus. Keberadaan antigen dari bakteri atau virus tertentu di dalam tubuh menandakan adanya infeksi.
Baca Juga : Tiga Varian Baru Covid-19 di Indonesia
Indikasi Rapid Test Antigen
Tes rapid antigen umumnya dilakukan pada pasien yang diduga menderita penyakit berikut ini:
COVID-19
Influenza
Malaria
Infeksi bakteri Streptococcus
Hepatitis B
Demam berdarah dengue (DBD)
Di masa pandemi COVID-19, rapid test antigen juga dilakukan pada orang yang tidak mengalami gejala apa pun, tetapi memiliki faktor-faktor berikut:
Melakukan kontak dekat dengan seseorang yang diduga menderita COVID-19
Berencana menjalani pengobatan atau perawatan di rumah sakit
Bekerja di area yang tidak memungkinkan protocol kkesehatan secara optimal
Bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
Baca Juga : Gelombang ke-3 Covid-19 di Mesir Mengganggu Suasana Akhir Ramadan dan Idul Fitri
Peringatan Rapid Test Antigen
Sebelum menjalani tes rapid antigen, ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu:
Hasil rapid test antigen dapat dipengaruhi oleh cara pengambilan sampel air liur atau lendir, cara penanganan sampel sebelum dites, dan alat tes yang digunakan
Hasil tes rapid antigen tidak selalu akurat, bisa berupa positif palsu atau negatif palsu
Untuk memastikan diagnosis adanya infeksi, hasil rapid test antigen harus diikuti oleh pemeriksaan lain, seperti RT-PCR kultur mikroorganisme, atau tes rapid antibody.
Prosedur Rapid Test Antigen
Proses yang dilakukan oleh dokter dalam prosedur rapid test antigen tergantung pada sampel yang digunakan. Sampel bisa berupa lendir yang diambil dengan proses swab dari hidung, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya, bisa juga berupa darah yang diambil dengan menusukkan jarum ke ujung jari.
Berikut ini adalah tahapan pada tes rapid antigen yang menggunakan sampel lendir tenggorokan:
Dokter akan meminta pasien untuk membuang ingus dari hidung bila ada.
Dokter akan meminta pasien untuk mendongakkan kepala, sehingga memudahkan proses pengambilan sampel lendir. Jika pengambilan sampel dilakukan melalui mulut, dokter akan meminta pasien membuka mulut selebar mungkin.
Dokter akan memasukkan alat swab yang menyerupai cotton bud panjang ke hidung atau mulut, dan mendorongnya hingga ke nasofaring, yaitu bagian atas tenggorokan yang terletak di belakang hidung.
Dokter akan memutar atau menggerakkan alat swab sekitar 15 detik agar lendir di nasofaring menempel pada alat.
Setelahnya, dokter akan menarik alat swab dari hidung atau mulut secara perlahan.
Sedangkan pada tes rapid antigen yang menggunakan sampel darah dari ujung jari pasien (finger prick), langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Dokter akan membersihkan ujung jari pasien dengan alkohol.
Alat khusus dengan jarum di ujungnya akan ditusukkan ke ujung jari pasien.
Ujung jari pasien yang sudah dilukai jarum akan ditekan hingga darah dari luka tersebut menetes ke alat rapid test.
Dokter akan meneteskan cairan pendeteksi antigen (reagen) ke alat rapid test yang sebelumnya telah ditetesi sampel darah pasien.
Setelah Rapid Test Antigen
Pasien dapat langsung mengetahui hasil rapid test antigen sekitar 15 menit setelah tes selesai dilakukan. Hasil rapid antigen bisa berupa positif, yaitu terdeteksi adanya antigen; atau negatif, yaitu tidak terdeteksi adanya antigen.
Pasien yang mendapatkan hasil tes rapid antigen positif mungkin akan disarankan untuk:
Melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
Menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat
Mengonsumsi obat-obatan, baik untuk mengobati penyakit, meredakan gejala, maupun mencegah komplikasi
Memeriksakan diri kembali ke dokter bila gejala memburuk
Risiko Rapid Test Antigen
Pemeriksaan rapid test antigen sangat jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi serius. Pasien mungkin hanya akan merasa sedikit tidak nyaman saat alat swab masuk ke dalam hidung dan tenggorokan atau merasa sedikit nyeri saat jarum ditusukkan ke ujung jari.
Selain itu, perlu diketahui bahwa hasil tes rapid antigen bisa positif palsu atau negatif palsu. Positif palsu berarti tes menunjukkan hasil positif, padahal tidak ada antigen di dalam sampel yang diperiksa.
Sebaliknya, negatif palsu menunjukkan hasil negatif, padahal ada antigen di dalam sampel yang diperiksa.
Hasil negatif palsu bisa membuat pasien lengah untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit, sedangkan hasil positif palsu bisa membuat pasien cemas akan kesehatannya.
Oleh karena itu, pasien disarankan untuk tidak menyimpulkan hasil rapid test antigen sebagai diagnosis tanpa konfirmasi dari dokter.[Ind/Wld].