RAMADAN tinggal menghitung hari. Sekitar dua pekan lagi, bulan penuh berkah ini akan menjumpai kita semua. Begitu pun dengan sejumlah tren yang selalu aktual mengikuti momen ini.
Bulan Ramadan memang tidak berkaitan dengan dunia tren apa pun. Bulan Ramadan lebih memiliki nilai bulan spiritual sebagai penambah energi keimanan dan ketakwaan.
Namun begitu, selalu ada sisi lain di balik itu. Yaitu, tentang gaya hidup yang mengelilinginya. Mulai dari fashion, kuliner, dan gaya hidup yang melingkupinya.
Hal ini boleh jadi seiring dengan perkembangan gaya hidup muslim di dunia perkotaan. Karena Ramadan sebagai momen besar dan berlangsung cukup lama, maka tren pun menjadi keberkahan tersendiri.
Keberkahan di Balik Tren Baru
Tidak ada yang salah dengan perkembangan gaya hidup, selama hal itu tetap dalam bingkai nilai syariah Islam. Seperti menutup aurat dalam dunia fashion, dan tetap halal dan baik dalam dunia kuliner.
Kreasi-kreasi yang akhirnya menjadi kemasan tren baru lebih kepada kreativitas sisi bisnis. Dan tak ada salahnya sisi bisnis mengiringi momen keislaman seperti Bulan Ramadan.
Hal ini memang agar berbeda dengan ibadah haji misalnya. Karena tren dalam ibadah haji agak lebih sempit untuk dikreasikan. Busana dalam ibadah haji sudah fix alias mengikuti ketetapan syariah. Begitu pun dalam sisi kulinernya yang biasa-biasa saja.
Dalam momen Bulan Ramadan, setidaknya ada dua momen besar yang menarik perhatian jutaan orang. Yaitu, tentang bulan puasanya yang beririsan dengan dunia kuliner. Dan bulan Syawal atau Lebarannya yang identik dengan dunia fashion dan kue Lebaran.
Keduanya menyatu dalam momen besar Bulan Ramadan. Karena walaupun Lebaran berada setelah berakhirnya Ramadan, tapi geliatnya menyatu di Bulan Ramadan.
Peluang Bisnis Baru
Sebenarnya tren tak lebih seperti highlight atau ‘sorotan’ untuk menarik perhatian. Dengan judul ‘tren baru’ maka perhatian pun seolah menjadi baru karena adanya semangat yang baru.
Dengan cara ini, diharapkan adanya energi baru untuk tetap pada posisi ‘on’ dalam cakupan gaya hidup. Seperti tentang fashion yang boleh jadi tak jauh berbeda dengan tema di tahun sebelumnya. Tapi dengan olahan-olahan ‘tren’ baru maka seolah seperti sosok baru yang berbeda.
Inilah kreasi bisnis yang peluangnya bisa tanpa batas. Siapa pun bisa mengolahnya. Apakah pemodal besar maupun para pebisnis UMKM atau rumahan.
Dengan istilah tren baru di momen Ramadan, setidaknya ada nuansa syiar Islam di mana gaya hidup umum di masyarakat dilekatkan dengan nilai-nilai syariah Islam.
Dan dari istilah tren baru ini pula akan terjadinya dua pertemuan besar, antara pebisnis dengan para peminat atau konsumen yang ‘haus’ dengan kreasi baru yang menambah energi konsumsi mereka. [Mh]