SECARA usia, anak kecil belum memiliki kemampuan untuk mengetahui mana yang benar dan yang salah.
Orang tua memegang peranan penting untuk mengarahkannya.
Lalu, bagaimana menyikapi anak yang selalu ingin dituruti kemauannya?
Mau tanya, bagaimana menyikapi anak yang keinginannya selalu ingin dituruti.
Tapi saat kita minta agar si anak ikut keinginaan kita, anak tidak pernah mau, mohon jawabannya.
Menurut Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha, solusinya adalah tegas.
Tegas bukan berarti keras atau kasar bahkan sampai menyakiti fisik ataupun melukai hati.
Tegas itu adalah konsisten. Sekali tidak tetap tidak, meskipun kita katakan tidak dengan lemah lembut dan tersenyum.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meskipun kita mengatakan tidak dengan pelukan dan belaian.
Jadi tidak semua keinginan anak mesti kita turuti.
Adakalanya kita tidak menuruti keinginan anak namun dengan cara yang lemah lembut.
Misalnya, saat anak minta dibelikan mainan, dibelikan baju atau sepatu baru atau anak minta bermain game.
Saat orang tua tidak memenuhi permintaannya, lalu anak itu marah, menangis dan meronta-ronta di tempat umum.
Akhirnya, mungkin karena orang tua merasa malu melihat anaknya menjerit-jerit di muka umum, terpaksa orang tua membelikan mainan juga.
Bunda, saat anak menangis karena menginginkan sesuatu dan meronta-ronta, sebenarnya itu menjadi senjata anak untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Menyikapi Anak yang Selalu Ingin Dituruti Kemauannya
Senjatanya adalah saat anak minta sesuatu terus Bunda tidak turuti kemauannya, anak tahu jika tidak dituruti kemauannya maka ia harus menangis dan menjerit pastilah Bunda turutin juga kemauannya.
Bunda harus tegas dan konsisten untuk tidak membelikan apa yang mereka minta.
Hal ini agar menjadi pembelajaran bagi anak, walaupun mereka menangis keras dan meronta-ronta, mereka akan paham bahwa orang tuanya tetap saja tidak akan membelikan mainan untuknya.
Teruslah konsisten Bun, sekali tidak ya tetap tidak.
Jika Bunda konsisten, nanti lama kelamaan anak juga akan tahu bahwa walaupun mereka menangis dan berteriak-teriak tetap saja bunda atau ayahnya tidak akan menuruti keinginannya.
Pada saatnya nanti mereka akan paham bahwa tindakan mereka itu tidak berarti sama sekali.
Memang sih Bun, ada sedikit resikonya yakni anak akan menangis dan menjerit saat keinginannya tidak dipenuhi.
Tentu saja itu sedikit membuat malu orang tuanya.
Tetapi Bun, tidak apa-apa demi kebaikan anak, jangan pedulikan orang lain Bun minimal untuk saat ini, yang terpenting adalah Bunda sedang mendidik buah hati Bunda agar memiliki karakter yang lebih baik dari sebelumnya.
Tunggulah saat anak menangis dan menjerit.
Baca juga: Tahap Perkembangan Bicara Anak
Bunda bisa duduk santai dan sekali-kali datang ke anak dan mengatakan “Apakah Kakak sudah selesai menangisnya kalau sudah selesai ayo kita pulang, kalau belum selesai teruskan menangisnya. Bunda akan disini menunggu sampai menangisnya selesai. Maaf ya Nak sampai kapanpun engkau menangis, bunda tetap tidak akan membelikan mainan itu.”
Jika anak masih menangis, maka Bunda kembali ke tempat duduk dan bersikap santai.
Teruslah lakukan itu Bun, sampai anak selesai menangis dan menurut saat diminta pulang.
Pada intinya Bun, ketegasan itu perlu diterapkan kepada anak. Ketegasan itu perlu untuk mengontrol anak.
Jika orang tua tidak tegas maka yang terjadi adalah orang tualah yang disetir anak, apalagi kalau anak sudah punya senjata dengan tangisan dan jeritan maka orang tua akan luluh di bawah kendali anak.
Namun ketegasan itu dilakukan dengan cara yang baik, mendidik, penuh kelembutan, senyuman sehingga akan berdampak positif pada jiwa dan kepribadian anak.[Sdz]