ChanelMuslim.com – Seorang pria asal Jepang bernama Kaiji Kadir Wada pernah merasakan hidup tanpa tujuan. Menjalani rutinitas yang sama setiap hari tanpa tujuan yang jelas seperti tidak memiliki harapan dalam menjalani hidup.
Setelah memeluk agama Islam, Kaiji melihat banyak perbedaan life style masyarakat Jepang dengan masyarakat muslim, ia mengatakan bahwa terkadang dirinya lupa dengan tujuan hidupnya sampai tidak pernah memikirkan masa depan dan tidak memiliki harapan.
Namun semua pertanyaan itu terjawab setelah ia menemukan agama Islam.
Pria asal Jepang ini pertama kali mengenal Islam sejak lima tahun yang lalu dan masuk Islam pada tahun 2017 sebagai exchange di Brunei selama 6 bulan.
Kaiji banyak bertemu dengan teman-teman muslim, dan pengalaman pertama kali yang membawa ia mengenal Islam lebih dalam adalah suara adzan.
Ia mempelajari ucapan-ucapan berbahasa Arab seperti ” Alhamdulillah” dan “Masha Allah” pun mulai mengenal Islam di dari orang-orang yang ia temui, ia merasakan bahwa pengalaman ini memberikan kesempatan untuk semakin mengenal Islam.
“Sebelum saya belum bertemu dengan orang-orang muslim, saya bingung dan merasa tidak aman, dan ketika saya ke Brunei bertemu langsung dan berkomunikasi dengan mereka, saya sadar mereka orang biasa, lebih baik dari yang saya pikirkan.
Dan saya mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang saya tidak dapatkan di masyarakat Jepang,” kata Kaiji Kadir Wada dalam acara Kulwaf Salman pada Jumat, (18/12/20).
Antusiasme Kaiji Wada terhadap muslim meningkat, walaupun ia harus meninggalkan Brunei, ia tetap belajar Islam dan tertarik untuk bertanya kepada ustaz atau teman muslim, perlahan mencoba bagaimana menjalani kehidupan dalam lingkungan Islam.
Baca Juga: Kisah Julia Prastini, Dulu Benci Islam Sekarang Mualaf Hafidz Qur’an
Cerita Kaiji Kadir Wada, Mualaf asal Jepang, Temukan Tujuan Hidup dalam Islam
Ia juga mengatakan bahwa ada tiga faktor yang mendorongnya masuk Islam.
“Tujuan kehidupan. Masyarakat Jepang suka lupa dengan hal ini. Orang Jepang habis kerja pergi minum, lupa tentang kehidupan atau berpikir untuk masa depannya, kalau kita hilang tujuan kehidupan, kita tidak memiliki harapan,” ujar Kaiji yang juga telah menikah dengan muslimah Indonesia.
Ia juga menuturkan kepentingan keluarga sangat dipentingkan dalam Islam.
“Kehidupan di Jepang berbeda dengan di Brunei, sebagai manusia, membantu keluarga itu penting harus dilakukan, tapi di Jepang saya tidak menemukan jawaban kenapa orang Jepang tidak seperti itu. Mereka hidup sendiri-sendiri, individualis,” tambahnya.
Mengenai dunia akhirat, Kaiji sering menanyakan tentang kehidupan dunia akhirat.
“Waktu itu, saya sering bertanya, kenapa kita hidup? Kita harus mempunyai tujuan kehidupan. Di Jepang, ide dunia akhirat tidak ada, kalau kita meninggal, kita tidak ada, zero. Namun, dalam agama Islam semua ada jawabannya dengan jelas,” ungkap mahasiswa Lulusan Waseda university Tokyo Jepang itu.
Islam membuat Kaiji memilki tujuan hidup dan kemudian mengambil keputusan untuk mengucap Syahadah pada tahun 2017.
Namun keputusannya tentu menuai kontra terutama dari keluarga, terutama sang ibu.
Sampai akhirnya, ia mengajak teman-teman muslimnya dari Indonesia dan Malaysia untuk bertemu ibu dan berusaha meyakinkan keluarga.
“Sulit bagi saya, untuk menjelaskan bagaimana Islam itu sendiri, makanya saya memperkenalkan Islam kepada masyarakat Jepang terutama ibu saya melalui kata-kata dan perbuatan. Akhirnya, ibu saya dukung keputusan saya dan ibu saya sadar bahwa mereka orang muslim, orang yang biasa saja tidak seperti apa yang dibayangkan,” ungkap Kaiji yang juga CEO Career Diversity.
Banyak kesulitan yang dihadapinya, Ia mengakui bahwa setelah memeluk Islam, Ia juga merasa kesulitan dalam mempercayai hal-hal yang tidak bisa dijangkau oleh mata.
Seperti keberadaan Allah subhanahu wa taala, Malaikat, Nabi Muhammad, mengerti dalam isi kepala namun tidak mudah dipercaya, sampai akhirnya bisa mempercayai itu semua dengan cara beribadah dan melakukan hal-hal yang baik.
Kini, ia menemukan tujuan hidupnya. Di Jepang, ia membuat komunitas young muslim gathering yang bertujuan untuk mendakwahkan Islam di Jepang.
“Saya berasal dari Jepang, dan saya seorang muslim saya berusaha sebagai jembatan antara masyarakat Jepang dan Islam Jepang, dengan melalui sosial media atau YouTube lewat pengajian Islam Zemi yang diadakan oleh komunitas muslim di Jepang,” tutupnya.[ind/Walidah]