ChanelMuslim.com- Ada pertanyaan sederhana: kenapa orang takut gelap? Karena gelap menjadikan lingkungan sekitar tidak bisa dipercaya.
Secara sederhana gelap itu kurang atau tidak adanya pencahayaan. Bisa karena sinar matahari yang tidak sampai. Bisa juga karena penerangan lampu yang sangat minim atau tidak sama sekali.
Sebenarnya gelap itu keadaan yang biasa. Separuh dalam satu hari itu ada gelapnya. Dan sebagian besar dalam gelap itu, sangat bermanfaat untuk memudahkan mata dan telinga untuk beristirahat panjang alias tidur.
Tanpa gelap, mata dan telinga akan cenderung tetap terjaga. Padahal manusia butuh istirahat untuk memulihkan tenaga.
Ketika mata tetap terjaga di saat gelap, gelap menjadikan mata tidak mampu memberikan informasi yang cukup tentang sekitar untuk dicerna pikiran. Padahal informasi yang cukup bisa menjadi jaminan bahwa sekitar diri itu aman.
Sederhananya, kenapa orang takut gelap, karena ia tidak sedang ingin tidur. Mungkin karena ia memang sedang terjaga sementara penerangan sekitar tidak memadai. Bisa karena listrik yang mati, berada di jalan atau tempat yang gelap, dan seterusnya.
Ada sisi lain tentang gelap yang dipahami negatif oleh pikiran kita. Bahwa gelap sebagai keadaan yang cocok untuk pergerakan setan dan makhluk jahat lain. Bukan hanya setan dan manusia, melainkan juga hewan.
Setan bisa leluasa memainkan sihirnya di saat gelap. Karena kata sihir itu berasal dari sahur atau saat di mana suasana masih sangat gelap sementara aktivitas sudah dimulai.
Hewan-hewan yang aktif di saat gelap cenderung memiliki kedekatan dengan hal-hal jahat. Seperti, membunuh, mencuri, dan lainnya. Meskipun tidak semua hewan malam selalu identik dengan itu.
Hewan-hewan baik seperti kupu-kupu, lebah, hewan pemakan rumput atau tumbuhan; umumnya aktif bukan di saat gelap. Mereka suka dengan terangnya matahari dan tidur saat matahari tenggelam alias gelap.
Hewan-hewan yang aktif saat gelap antara lain tikus, ular, musang, macan, serigala, burung hantu, kalajengking, dan lainnya.
Bagaimana dengan orang jahat? Orang jahat memaknai gelap sebagai peluang besar untuk bisa menghasilkan keuntungan. Bisa gelap dalam arti sesungguhnya, bisa juga gelap dalam arti kiasan.
Yaitu, ketika informasi yang memadai tidak tersedia dengan baik. Tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah. Tidak jelas pula mana pihak yang baik dan mana yang buruk.
Gelap yang seperti itu boleh jadi jauh lebih berbahaya dari gelap tanpa pencahayaan. Jika gelap yang biasa bisa lenyap ketika ada lampu atau datangnya sinar matahari.
Namun gelap dalam kiasan, tidak jelas kapan akan berakhir. Gelap seperti itu akan tetap gelap meskipun lampu begitu terang dan matahari bersinar terik.
Lalu, patutkah kita harus takut dalam gelap? Yang harus dilakukan dalam gelap adalah waspada. Dan, bukan takut. Waspada berarti aktif, sementara takut itu pasif.
Secara sunnatullah, gelap dalam arti kiasan tidak akan berlangsung terus-menerus. Namun begitu, siapkanlah terang sebelum gelap kiasan itu tumbang. Karena gelap kiasan bisa muncul lagi ketika terang belum siap menggantikan. [Mh]