ChanelMuslim.com- Di Skotlandia, terdapat sebuah jembatan bernama Overtoun Bridge yang sempat viral karena unsur misterinya. Lusinan anjing yang melewati jembatan yang dibangun 1895 itu tewas setelah tiba-tiba melompat dari jembatan setinggi tiga puluhan meter itu. Sejak kejadian mulai tahun 2005, tak seorang pemilik anjing pun yang paham kenapa anjingnya seperti melakukan aksi bunuh diri.
Kejadian aneh di sebuah daerah perbukitan di Skotlandia itu mengundang rasa ingin tahu banyak orang. Selama bertahun-tahun, unsur misteri aksi anjing bunuh diri belum juga terpecahkan. Sejumlah pakar hewan pun tergelitik datang untuk melakukan penyelidikan.
Dugaan pertama, anjing-anjing yang melompat itu mengikuti gerak-gerik pemiliknya yang ingin melihat-lihat keadaan di bawah jembatan yang ditumbuhi pepohonan. Jika si pemilik melihat-lihat pemandangan bawah jembatan, sang anjing yang bersamanya justru langsung memenuhi rasa ingin tahunya dengan melompat.
Namun, dugaan ini dirasakan agak janggal. Karena meskipun anjing memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, hewan yang akrab dengan manusia ini pun juga paham dengan situasi bahaya di depannya. Kejanggalan kedua, tak seorang pun dari pemilik yang memerintahkan si anjing apalagi mencontohkan dengan melompat dari jembatan.
Dugaan kedua, ada benda-benda di dasar jembatan yang sangat menarik perhatian anjing sehingga langsung ingin menyentuhnya. Penyelidikan pun berlangsung di dasar jembatan yang merupakan aliran sungai dengan dipenuhi bebatuan. Di kiri kanan tepian sungai ditumbuhi banyak pepohonan, besar dan kecil.
Dari pengamatan ini, tak ditemukan hal istimewa yang bisa membuat anjing nekat melompat dari arah jembatan setinggi itu. Lagi-lagi, dugaan ini mengalami kejanggalan.
Dugaan ketiga, ada sesuatu yang di dasar jembatan yang merangsang penciuman anjing. Dan, sesuatu itu memotivasi anjing untuk menangkapnya, sebuah rangsangan motivasi yang melepas nalar anjing tentang adanya bahaya. Tapi apa?
Setelah melakukan penyelidikan lebih teliti keadaan di dasar jembatan, ditemukan adanya jejak musang. Jejak itu berupa kotoran dan bekas tapak kaki. Para ahli pun melakukan uji coba semenarik apa musang menurut anjing.
Diletakanlah beberapa hewan dan benda yang berada terpisah. Di antara benda dan hewan itu terdapat musang. Menariknya, ketika seekor anjing dilepas di antara benda-benda itu, dari arah mana pun anjing dilepas, selalu yang pertama kali dituju adalah musang.
Dari sinilah, misteri mulai terpecahkan. Ternyata aroma musanglah yang begitu merangsang penciuman anjing untuk menangkapnya. Dan penciuman anjing jauh lebih kuat ribuan kali dari penciuman manusia.
**
Soal tempat-tempat yang mengandung seribu satu misteri, sebenarnya tidak hanya di jembatan Skotlandia itu. Di negeri Indonesia bahkan jauh lebih banyak lagi. Sebut saja di antaranya, misteri pantai selatan Jawa yang kerap menelan korban tenggelamnya para pelancong. Ada lagi tol Cipularang yang kerap menelan korban kecelakaan lalu lintas, tanjakan dan tikungan Nagrek di Jawa Barat, dan lain-lain.
Namun, bedanya dengan orang Skotlandia yang memecahkan misteri dengan cara ilmiah, umumnya di kita langsung menyimpulkan dengan hal-hal mistis di sekitar lokasi. Bahwa, ada makhluk halus seperti Nyi Roro Kidul di pantai selatan, atau Nyi-Nyi lain di lokasi yang berbeda.
Padahal, belum dilakukan penyelidikan secara ilmiah kenapa begitu banyak korban yang jatuh. Kenapa? Karena tingkat pendidikan masyarakat kita boleh jadi masih rendah. Mereka lebih mudah menyimpulkan dengan hal mistis yang lebih karena unsur halusinasi daripada susah payah berpikir secara logis.
Hasil akhirnya pun juga berbeda. Jika dengan penyelidikan ilmiah bisa dihasilkan solusi agar kasus tidak terulang, tapi dengan mistis, kasus akan terus terjadi dan berulang. Parahnya, hal mistis ini akhirnya menggerus nilai akidah bahwa tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah subhanatu wata’ala.
Tidak sedikit, ada masyarakat yang ketika melewati tempat-tempat yang dianggap mistis ini melakukan ritual-ritual sesat. Seperti, menyebut nama-nama makhluk halus seperti Nyi Roro Kidul, melempar bunga-bunga tertentu, tidak mengenakan busana dengan warna tertentu, dan lainnya.
Repotnya, orang-orang pintar di “atas” sana sangat menikmati keadaan ini. Bukan melakukan pencerahan dan perbaikan konstruksi jalan yang kerap menimbulkan kecelakaan, yang mereka lakukan justru pembiaran dan ekspolitasi.
Inilah di antara perbedaan kita dengan orang barat sana. Dan tipuan mistis ini pula yang kadang menumpulkan nalar bangsa terhadap ketidakbecusan para pejabat negara. (Mh)