HIJRAH bukan sekadar pindah tempat. Hijrah juga berarti berpindahan nilai hidup menjadi yang lebih baik dan terbaik.
Seorang sekretaris negara di masa Khalifah Umar bin Khaththab, Abu Musa Al-Asy’ari, radhiyallahu ‘anhum merasa ada yang kurang dengan dokumentasi negara saat itu.
Di semua dokumentasi dan surat-menyurat tidak terdapat penanggalan. Padahal, informasi tentang waktu menjadi hal sangat penting.
Khalifah Umar pun mengumpulkan para sahabat senior untuk meminta masukan mereka. Banyak usulan yang masuk. Antara lain, penanggalan khususnya tahun merujuk pada kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, pertama kali wahyu turun, dan lainnya.
Namun, usulan yang disepakati adalah awal mula pelaksanaan hijrah. Kenapa? Karena momentum ini begitu bernilai dalam Islam.
Inilah momentum yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an. Tidak kurang, ada 31 ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang hijrah, tersebar dalam 17 surat.
Antara lain, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 218)
Iman, Hijrah, dan Jihad. Itulah tiga nilai yang ada dalam satu rangkaian. Dan akan terus terjadi di sepanjang sejarah umat manusia. Bukan lagi tentang hijrah tempat, tapi dalam arti perubahan nilai yang terjadi dalam diri seorang mukmin.
Untuk mereka yang mualaf, boleh jadi, tiga nilai ini begitu terasa dalam hidup mereka. Setelah mereka beriman, mereka otomatis melakukan hijrah: hijrah paradigma hidup, hijrah penampilan, hijrah ekonomi, hijrah pemikiran, hijrah politik, hijrah pendidikan, dan lainnya.
Dan semua hijrah itu tidak akan berjalan simultan tanpa adanya jihad. Yaitu, kesungguhan yang luar biasa yang diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala.
Hijrah tentu bukan sekadar mereka yang mualaf. Umat Islam keseluruhan pun tidak akan lepas dengan nilai hijrah dalam kehidupan sehari-hari.
Ada hijrah untuk melepaskan diri dari lingkungan yang buruk. Ada hijrah untuk keluar dari perangkap ekonomi ribawi. Ada hijrah untuk membangun keluarga Islami. Ada hijrah untuk tidak lagi mengenakan busana ‘jahiliyah’. Ada hijrah untuk kembali pada pendidikan Islami, dan seterusnya.
Selama iman masih terus membara dalam hati seorang mukmin, selama itu pula akan ada semangat hijrah dan jihad. Hanya temanya saja yang berubah-ubah.
Dengan nilai hijrah ini pula, perubahan waktu akan terus meningkatkan mutu umat Islam dari masa ke masa. Dan, dari generasi ke generasi.
Selamat tahun baru Islam. Selamat datang 1 Muharam 1445 Hijriyah. Selamat menyongsong perubahan baru yang lebih baik. [Mh]