PIMPINAN AQL Islamic Center KH Bachtiar Nasir mengumumkan perubahan badan hukum AQL Islamic Center menjadi Perkumpulan AQL.
Menurut KH Bachtiar Nasir yang akrab disapa UBN, perubahan ini merupakan transformasi dari yayasan yang ruang lingkupnya terbatas menjadi perkumpulan layaknya organisasi masyarakat (ormas).
Pengumuman ini disampaikan UBN dalam AQL Muharram Fest, yang merupakan perhelatan Milad ke-15 AQL Islamic Center di Gedung Smesco, Jl. Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (19/7/2023).
“Untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat dan bangsa. Dengan menggunakan yayasan bajunya ‘agak sempit’, kita ingin bergerak seperti ormas. Yayasan hanya bergerak bidang dakwah dan pendidikan, maka Perkumpulan AQL bisa meluas ruang gerak di bidang ekonomi, kesehatan,” kata UBN kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).
AQL Islamic Center didirikan pada 1 Muharram 1429 H atau 2008 silam. Meski berubah badan hukum, UBN memastikan bahwa konten-konten dakwah yang akan disampaikan tidak mengalami pergeseran.
UBN menjelaskan, untuk tahap awal, akan dibentuk pengurusan Perkumpulan AQL di seluruh provinsi di Indonesia.
“Saat ini sudah siap dibentuk 30 wilayah Perkumpulan AQL,” jelas UBN.
Baca juga: AQL Islamic Center Peringati Milad ke-14 Tahun dengan Award Tokoh Quran
KH Bachtiar Nasir Deklarasikan Perubahan AQL Islamic Center Jadi Perkumpulan AQL
Menurut UBN, Perkumpulan AQL akan mencontoh model pola dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.
“Buat saya modelnya seperti Muhammadiyah, tapi sekarang zaman teknologi informasi kita bisa melakukan percepatan dengan potensi yang kita miliki,” kata UBN.
UBN juga memaparkan, pihaknya akan segera membangun markas Perkumpulan AQL yang akan digunakan sebagai pusat aktivitas.
Kemudian ia juga mencita-citakan terbangunnya Kota Peradaban Quran yang modern.
Sebelumnya, pada puncak Milad AQL ke-14, UBN mengumumkan perubahan badan hukum dari Yayasan Pusat Peradaban Qur’an menjadi Perkumpulan Pusat Peradaban Qur’an (ADABQU).
Diungkapkan UBN, transformasi ini berangkat dari gagasan besar yang telah dicita-citakan untuk membangun peradaban Qur’an.
Gagasan besar yang akan dijalankan melalui ADABQU dilandasai oleh pemahaman bahwa bangkitnya sebuah peradaban bukanlah berwujud pada sosok-sosok yang sering dikultuskan menjadi sosok-sosok pemberontak belaka.
Kemajuan, kata UBN, bukanlah ketika orang ramai di jalan mengumpulkan yel-yel masing-masing.
Kemajuan adalah ketika masjid -masjid dipenuhi shalat berjamaah khususnya jika shalat Subuh sudah seperti shalat Jumat.
“Bukan peradaban yang dimaksud adalah pemberontakan. Tetapi tertibnya shaf dalam shalat, tertibnya barisan dalam melantunkan ayat-ayat Allah,” jelas UBN.
UBN menambahkan, untuk kelengkapan organisasi ADABQU seperti lambang, bendera, hingga AD ART sudah dipersiapkan.
Dalam waktu dekat, ADABQU akan menggelar rakernas dan akan dilantik pengurus-pengurus wilayah.
“ADABQU ini organik saja. Ya, karena kita bermula dari kerja. Bukan dari figur dan isu. Itu pun gagasannya dari bawah.
Saya hanya beri gambaran umum, mereka yang rapat di semua unit, dan menyusun draf ini (ADABQU). Pengurus ADABQU ini pun anak-anak muda,” tutup UBN pada 1 Agustus 2022 lalu.[ind/Cms]