ChanelMuslim.com- “Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever.” Sebuah pesan yang sangat tidak biasa ditulis seorang gadis kelas dua SMP di Jakarta. Siswi berjilbab berinisial NF ini pun akhirnya membuat heboh jagat nusantara, bahkan mengalahkan kehebohan wabah corona.
Jumat tanggal 28 Februari lalu itu menjadi hari yang lain dari biasanya untuk seorang polisi jaga di Polsek Tamansari Jakarta Barat. Pagi jam 10 itu, seorang gadis remaja, berjilbab, imut, datang berkunjung layaknya seorang dewasa yang hendak melapor ke kantor polisi.
Sebut saja remaja itu bernama NF. Polisi yang menerima kunjungan NF itu pun menerimanya dengan santai. Anak ini mungkin tersasar dan akan bertanya arah jalan pulang. Anak ini akan meminta bantuan polisi untuk membantu kalau dirinya tertinggal dari rombongan keluarga di jalan. Dan seterusnya.
Seperti itu mungkin kilasan pikiran yang hinggap dari seorang polisi saat mendapati kunjungan NF yang datang tak berseragam sekolah. NF pun akhirnya dipersilakan duduk. Kemudian, ia menceritakan sebuah pengakuan yang sedikit pun mungkin tak terlintas di benak sang polisi.
“Saya telah membunuh anak balita. Tadinya mayatnya ingin saya buang, tapi tidak jadi. Sekarang masih ada di lemari baju kamar saya…,” seperti itu kira-kira ungkapan NF kepada sang polisi.
Sang polisi menanggapinya dengan santai. Ia mengira, remaja ini hanya sedang bercanda. Atau, sedang membuat cerita halusinasi seperti umumnya remaja yang kebanyakan nonton film atau membaca cerita fiksi.
Setelah NF mengulang lagi pengakuannya tanpa sedikit pun menampakkan candaan, sang polisi mulai agak serius. Ia pun menanyakan alamat atau lokasi mayat yang disebut NF. Karena berada di wilayah Jakarta Pusat, sang polisi menghubungi rekannya di pos terkait untuk membantu memeriksa kebenaran pengakuan NF. Dan, ternyata seratus persen benar terbukti.
Seorang bocah 6 tahun ditemukan tewas dalam lemari pakaian di rumah NF. Persis seperti yang diceritakan NF dalam pengakuan yang ia sampaikan kepada polisi jaga di Jumat itu. Kehebohan pun tersiar ke ranah publik. Hingga mengalahkan kehebohan virus corona.
Berbagai barang bukti berupa coretan, gambar, dan tulisan-tulisan pelaku di media sosial sedikit banyak melukiskan sketsa sosok NF yang menakutkan. Menurut polisi, sedikit pun, tidak ada nampak wajah penyesalan dari NF. Bahkan, NF mengaku puas telah melakukan tindakan keji itu. Naudzubillah min dzalik.
Atas tindakannya itu, NF kini diamankan pihak kepolisian. Karena masih di bawah umur, NF tidak dimasukkan kedalam sel tahanan seperti umumnya pelaku kriminal dewasa. Dikabarkan, polisi masih mendalami kejiwaan NF untuk kemudian dilakukan proses hukum.
Siapa NF? Sekilas, sepertinya tak ada yang janggal dari penampilan gadis yang pandai berbahasa Inggris itu. Bahkan tampak sangat baik, berjilbab, dan pintar.
Namun, jika menyelami curahan hati NF yang tertuang dalam coretan dan tulisan singkatnya di medsos, ada yang lain dari remaja yang juga pandai menggambar ini. Ia seperti menyukai perilaku sadisme yang terlihat dari figur horor sketsa gambar di bukunya. Dan, hal itu akhirnya ia buktikan dalam tindakan nyata.
Jika coretan di white board itu memang asli karya NF, ada yang menarik dari sekian coretan itu. NF begitu bagus menulis kalimat bismillah secara lengkap dalam bahasa Arab. Susunan seni kaligrafinya yang nyaris sempurna boleh jadi mewakili kedekatan NF dengan kegiatan keislaman.
Lalu, kenapa faktanya bisa berbeda seratus delapan puluh derajat? Apa yang salah dengan NF? Hal berat apa yang dialami remaja pintar ini hingga ia menjadi sosok lain yang begitu menakutkan? Benarkah semata-mata karena tontonan film horor seperti pengakuannya sendiri?
Semua pertanyaan itu kini menjadi arena penelitian sejumlah pakar. NF bahkan tercatat sebagai remaja pertama yang mengidap seperti psikopat untuk ukuran orang dewasa di tanah air. Belum pernah ada kasus unik seperti NF ini.
Satu hal yang bisa dicatat untuk mereka yang begitu peduli dengan anak dan keluarga. Ayah dan ibu kandung NF dikabarkan telah cerai kira-kira saat Nf masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Ibu kandung NF dikabarkan tinggal di luar wilayah Jakarta. Selama ini, NF hidup bersama ayah, ibu tiri, dan adik tirinya.
Dari coretan yang ditemukan polisi, ada satu yang menarik. Dan, hal itu patut untuk menjadi renungan siapa pun yang mencintai anak dan keluarga. NF seperti menyimpan dendam yang begitu dalam terhadap ayahnya. Begitu dalam hingga ada ungkapan keinginannya untuk, astaghfirullah, membunuh sang ayah.
Coretan itu berujar, “Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever.”(Esok hari, aku akan tertawa menyaksikan ayahku mati untuk selamanya)
Semoga, ini NF terakhir di negeri ini. Kasus memilukan ini menggiring kita pada sebuah kesimpulan diri: saatnya untuk mencintai anak-anak dan keluarga kita! (Mh)