ChanelMuslim.com- Rabu pagi kemarin (29/1) menjadi momen yang sangat dinanti-nanti warga Jepang. Sebanyak 206 warga Jepang yang sempat terisolasi di Wuhan, Tiongkok, akhirnya berhasil tiba di negara asal. Jepang menjadi negara pertama yang sukses mengevakuasi warganya yang terjebak di Wuhan.
Di hari yang sama, Amerika juga berhasil mengembalikan sebanyak 201 warganya yang terjebak di Wuhan dan Propinsi Hubei, Tiongkok. Sebelum tiba di California Selatan sebagai tujuan pendaratan, pesawat komersial Amerika ini transit di Alaska untuk melakukan pemeriksaan kesehatan penumpang.
Pemeriksaan setidaknya dilakukan dua lapis. Dari hasil pemeriksaan tersebut, terdapat 4 penumpang yang mengalami demam. Penanganan terhadap 4 warganya ini, Amerika melakukan perawatan intensif.
Jepang dan Amerika bukan hanya menjadi negara yang sukses mengevakuasi dan melindungi warganya dari isolasi Wuhan, tapi juga menjadi bukti bahwa evakuasi itu bisa dilakukan. Asal mau.
Soal mau itu pula yang ditunjukkan Kementerian Kesehatan Jerman. Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, menyatakan bahwa pihaknya tengah mengupayakan perjanjian kesepakatan evakuasi dengan pihak Tiongkok.
“Kami menginginkan warga kami sesegera mungkin keluar dari Wuhan dan Propinsi Hubei,” ucapnya kepada media.
Spahn menambahkan, pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif dengan Tiongkok untuk mengizinkan pemulangan warganya tersebut dari Wuhan.
“Dalam beberapa jam kedepan, kami berharap upaya evakuasi tersebut berhasil,” pungkasnya.
Evakuasi Warga Indonesia dari Wuhan
Meski sejumlah orang tua para mahasiswa yang masih terjebak di Wuhan, Tiongkok, meminta agar anak-anak mereka segera dievakuasi, belum ada jawaban yang menggembirakan dari pihak pimpinan negara ini.
Para orang tua ini bahkan melakukan pertemuan khusus dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan rasa sedihnya tentang nasib anak-anak mereka.
Mereka menangis, mengungkapkan kegelisahan dan kekhawatiran tersebut. Kalaupun pemerintah tidak bisa memulangkan ke tanah air, setidaknya anak-anak mereka bisa dipindahkan ke daerah lain yang aman di wilayah Tiongkok. Begitu di antara ungkapan keprihatinan mereka.
Sayangnya, harapan mereka sepertinya belum bisa terwujud untuk beberapa hari kedepan. Presiden Jokowi sudah menjawab curhat para orang tua itu dalam sebuah kesempatan kepada media.
"Berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain, yang di-locked, tentu saja pemerintah memiliki opsi untuk evakuasi. Tetapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci," ujar Jokowi usai meninjau Puskesmas Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1), seperti dilansir laman Republika.co.id.
Meski langkah evakuasi urung dilakukan, presiden menjamin komunikasi dengan seluruh WNI yang masih bertahan di kota-kota terisolasi tetap berjalan baik. Presiden memastikan KBRI di Cina terus memantau kondisi WNI di sana, termasuk mendata kebutuhan logistik.
Di sisi lain, TNI AU siap melakukan tugas pemulangan WNI yang terisolasi di Wuhan. Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengatakan, pihaknya menyiagakan tiga unit pesawat untuk mengevakuasi sekitar 250 WNI di Wuhan.
"Dalam hal ini TNI AU sudah siap berdasarkan perintah dari Panglima TNI atau Mabes TNI. Kita stand by saja menunggu untuk mengevakuasi masyarakat yang ada di sana," kata Fajar di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2020), seperti dilansir laman Kompas.com.
Masyarakat Indonesia, khususnya para orang tua dari mahasiswa yang terjebak di Wuhan terus berharap ada keajaiban untuk putera-puteri mereka. Kalau Jepang dan Amerika bisa, kenapa Indonesia tidak. (Mh)