ChanelMuslim.com – Perjalananku menjadi hafiz Qur`an tentunya tidak mudah. Aku harus belajar giat, menghafal, sampai muroja`ah agar hafalanku tidak hilang. Kalau ditanya mengapa aku tertarik menjadi hafiz, maka aku akan jawab karena program acara televisi berjudul Hafiz Indonesia.
Baca Juga: Program Satu Desa Satu Hafiz Gubernur Jambi Bantu Anak-anak Penghafal Quran
Perjalananku Menjadi Hafiz Qur`an
Saat duduk di bangku SD, Ibuku mengganti channelnya menjadi channel yang menayangkan acara Hafiz Indonesia. Dengan lembut, ibuku bilang, “Dek, kamu mau nggak jadi hafiz?”
Aku terdiam mendengar pertanyaan itu sambil mendengarkan bacaan Qur`an di televisi.
“Mau, Bun,” jawab aku.
Dalam pikiran, aku menyangka bahwa aku akan dimasukkan pesantren agar bisa menjadi hafiz. Benar saja, ibuku menawarkan aku untuk masuk ke sekolah boarding school. Aku pun setuju dan menerima tawaran ibu.
Aku pun belajar dan terus menghafal di boarding ini. Aku selalu ingat kata ustazku.
“Santri itu dilatih disiplin waktu, diri, dan lain-lain untuk menjadi berpengalaman.”
Akui terus ingat pesan itu sampai sekarang kelas tiga dan akhirnya aku bisa jadi hafiz.
Di akhir semester kelas 3 SMP, aku belajar mati-matian agar aman. Sebelum ujian akhir, aku dapat info kalau kelas 3 ada sidang tahfiz 5 juz. Akiu pun cukup panik dan akhirnya meminta seorang ustaz untuk memeriksa hafalanku.
Akhirnya, aku bisa lulus dan wisuda, padahal saat itu aku juga harus berpusing ria mengerjakan ujian sekolah, ujian Islam, dan seterusnya.
Namun, saat perpisahan, nangis, canda tawa semuanya bercampur aduk. Akhirnya, semua berakhir, Aku bahagia karena bisa jadi hafiz.
Cerita Pendek karya Ewaldo kelas 9 Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS)