ChanelMuslim.com – Friends Till Jannah (Bag.5 End)
Membutuhkan beberapa detik bagi Eva untuk mengumpulkan tekad, sampai akhirnya ia maju ke tengah lapangan, diiringi dengan tatapan tak percaya teman-temannya, kakak kelas dan adik kelas.
“Saya bu” ucapnya sambil menanggung malu.
“Kamu punya alasan untuk ini?”
Eva menggeleng, air matanya sedikit menggenang, “Gak punya? Terus? Kamu ngapain bawa hp kesini kalau gak punya alasan?”
Eva semakin menunduk, “Maaf bu” balasnya dengan suara kecil dan bergetar.
Baca Juga: Friends Till Jannah (Bag.4)
Friends Till Jannah (Bag.5 End)
“Kalau begitu, ibu minta kamu lakukan hukumanmu dengen seharusnya. Hancurkan HP-nya dengan menggunakan tanganmu sendiri.”
Murid-murid refleks menyahut terkejut.
“Hei tolong diam sebentar. Biarkan Eva ini melaksanakan hukumannya.”
Ganis manis itu menerima ponselnya dengan tangan bergetar, ia menjeda beberapa detik sebelum ia melemparkan HP-nya ke tanah dengan keras, disusul dengan jeritan panik para santri.
Ia mengambil HP itu lagi, dan menjatuhkannya lagi untuk ke dua kalinya. Kali ini lebih keras, siapapun yang mendengar suaranya pasti tahu bahwa HP itu sudah hancur hanya dalam dua kali bantingan keras.
“Cukup,” guru BK itu mengambil ponsel rusak milik Eva.
“Saya mau kejadian malam ini kalian jadikan pembelajaran untuk tidak main-main dengan peraturan sekolah. Berani berbuat, berani bertanggung jawab, mengerti?”
“Mengerti bu.”
Guru itu mengucapkan beberapa kalimat penutup sebelum membubarkan anak-anak. Sebelum itu, ia tak lupa memastikan bahwa Eva tak dikerumuni karena kondisi mentalnya yang sedang terguncang.
Namun, Sarah, Rifhah, dan Bulan mana peduli, begitu guru BK itu pergi, ketiga wanita itu segera menghampiri Eva.
“Va? kamu…”
“Gak papa Va, gak papa. Semuanya bakal baik-baik aja.”
“Enggak!” air mata Eva pada akhirnya jatuh, ia segera memeluk Sarah.
“Semuanya gak baik-baik aja!!” gadis itu menangis histeris dipelukan Sarah. Bulan dan RIfhah ikut menenangkan tanpa bicara. Eva tak perlu dinasihati untuk saat ini, ia hanya ingin didengar.
Malam itu, keempat tak banyak bicara. Mereka berkomunikasi dari hati ke hati, mendengarkan keluh-kesah Eva dan menenangkannya. Malam itu juga mereka tahu bahwa Eva akan keluar dari sekolah tersebut.
RIfhah, Bulan,dan Sarah tentu kaget dengan kabar itu, tetapi memangnya mereka bisa apa? hanya menerima kenyataan, bukan? Mereka hanya bisa mengucapkan dukungan agar Eva bisa kembali semangat melanjutkan pendidikan di sekolah barunya nanti dan berdoa agar Eva bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Pagi harinya, setelah mengucapkan salam perpisahan dengan guru-guru dan teman kelas, Eva memberikan oleh-oleh pada ketiga sahabatnya berupa buku kecil yang berisikan kenangan mereka.
“Makasih udah mau menjadi temanku. Makasih udah ngajarin aku banyak hal. Semoga kita bisa ketemu lagi di kesempatan yang lebih baik.”
“Makasih juga Eva. Semoga kamu sukses ya disana.”
Dan begitulah akhir cerita gadis tersebut disana. Meski keluar dengan alasan yang tidak baik, namun ia mendapatkan pelajaran berharga untuk menjadikannya pribadi yang lebih baik.
Ditulis oleh Anisah A. Syarafin, santri kelas 2 SMA Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc).[Ln]