RABU pagi (5/2/2025), beberapa warga Desa Takarai berkumpul di sebuah titik pinggiran desa untuk mendapatkan air bersih.
Hari itu, mereka tidak lagi berbaris panjang dengan jerigen di tangan untuk menepuh perjalanan yang sangat jauh ke sumber air yang selama ini menjadi nadi kehidupan.
Kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Wajah mereka berseri dan langkah mereka lebih ringan. Untuk pertama kalinya, air bersih mengalir langsung ke desa mereka, berkat sebuah proyek yang lahir dari kolaborasi, gotong royong, dan harapan yang tak pernah padam.
Baca juga: Kampung Mojokencot Jawa Timur jadi Desa Tersepi di Indonesia
Warga Desa Takarai Berkumpul untuk Mendapatkan Air Bersih
Di berbagai pelosok Indonesia, kisah seperti ini masih terlalu langka. Air bersih yang seharusnya menjadi hak dasar setiap individu masih menjadi barang mewah bagi jutaan orang.
Masalah ini bukan sekadar tentang ketiadaan sumber air, tetapi juga tentang bagaimana air itu dikelola, didistribusikan, dan dijaga agar tetap tersedia dalam jangka panjang.
Tantangan ini semakin terasa di daerah-daerah yang jauh dari pusat pembangunan, seperti Nusa Tenggara Timur, tempat Desa Takarai berada.
Yeremias Nana, Kepala Desa Takarai, mengatakan selama puluhan tahun warga Takarai bergantung pada sumber air yang terletak lebih dari satu kilometer dari pemukiman.
Setiap hari mereka harus menempuh jalan curam dan berbatu, membawa pulang air dalam jerigen dengan tenaga yang semakin menipis.
Alternatifnya adalah membeli air dari tangki, tetapi dengan harga yang bisa mencapai Rp200.000 per tangki, jumlah yang hampir setara dengan pendapatan rata-rata mereka dalam sebulan. Pilihan itu hampir mustahil dilakukan secara rutin.
Namun, keadaan mulai berubah ketika ada sejumlah pihak yang peduli, salah satunya Yayasan Solar Chapter Indonesia yang bekerja sama dengan Trisula Corporation yang membangun kolaborasi dan inisiatif bersama warga desa untuk membangun sistem pompa air tenaga surya.
Dalam waktu kurang dari satu pekan, fasilitas ini berhasil beroperasi, memungkinkan air bersih mengalir langsung ke desa.
Sistem ini bukan hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga membawa dampak besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Proyek seperti ini membuktikan bahwa solusi untuk krisis air bersih bukan sekadar mimpi. Dengan teknologi yang tepat dan pendekatan berbasis komunitas, perubahan nyata bisa terjadi.
Pompa air tenaga surya, misalnya, bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga berkelanjutan mengingat sumber energi yang digunakan tidak memerlukan biaya operasional tinggi.
Panel surya yang dipasang di Desa Takarai menghasilkan output hingga 3.850 watt-peak, cukup untuk mengalirkan 40.000 liter air per hari ke bak penampungan dan jaringan distribusi. [Din]