ChanelMuslim.com – Tanda pagar #UninstallJokowi dan #ShutdownJokowi tiba-tiba mendunia. Orang-orang asing bertanya-tanya tentang tanda pagar itu. Malware kah? Virus kah? Alam media sosial gaduh oleh suara warganet Indonesia.
Pemicunya adalah cuitan pendiri Bukalapak, Ahmad Zaky. Sebagai seorang warga negara, secara wajar ia curahkan kegundahannya atas masalah yang dihadapi bangsa ini, tentang dana riset yang minim. Andai sekarang bukan rezim Jokowi, cuitan itu akan berlalu begitu saja tanpa berbuntut keramaian.
Tapi ini beda zaman. Ada fans tokoh yang baper yang bereaksi berlebihan. Cuitan Ahmad Zaky dituding menyudutkan Jokowi. Lantas para pendukungnya mengamuk dan menyaringkan tanda pagar #UninstallBukaLapak seraya mengajak untuk menghapus aplikasi market place buatan anak negeri itu dari gawai.
Reaksi yang tak terukur itu berbahaya bagi ribuan UMKM yang mengandalkan Bukalapak. Juga membuat karya anak bangsa direndahkan di negeri sendiri. Terlalu ceroboh dan bodoh.
Apa masalahnya? Kalau salah data, silakan ajukan data yang benar. Selesai. Kalau soal redaksi "presiden baru", memang Indonesia akan memilih pemimpin untuk periode yang baru pada 17 April nanti. Kalau pun dianggap tak berpihak pada Jokowi, Ahmad Zaky adalah rakyat yang berhak dihormati untuk menyampaikan pendapat.
Pada akhirnya, membalas tagar di atas, meluncurlah tagar #UninstallJokowi dan #ShutdownJokowi. Dua tagar terakhir tembus trending topic dan mengguncang dunia. Jauh lebih populer dari tagar awal.
Balasan itu spontan, masif, dan sporadis. Tak direncanakan, tak digerakkan dengan terstruktur. Itu adalah suara warganet yang benar-benar murni, bukan rekayasa.
Ada pula satu tagar menyusul. Yaitu #InstallPrabowo. Tapi tagar ini kurang kuat gaungnya. Karena memang masalah ini bukan soal Prabowo. Meski bukan pula soal pribadi Jokowi.
Reaksi mendunia warganet itu adalah respon kegeraman atas sikap pendukung Jokowi yang bersikap kelewat batas atas aspirasi masyarakat biasa, yang bukan cuma kali ini saja.
Kasus Ahmad Dhani, Buni Yani, Jonru, Rocky Gerung dll dapat mengundang sensitifitas rasa berkeadilan di NKRI ini, silakan dinilai apa yg terjadj dengan penegakan hukum kita saat ini.
Tahun 2017 ada restoran Padang di luar negeri yang dijatuhkan bisnisnya oleh para pendukung Ahok (yang identik juga dengan pendukung Jokowi).
Dua tagar mendunia itu adalah luapan kemarahan warganet. Mereka muak dengan pemujaan dan pembelaan yang ekstrim para bigot Jokowi. Sekaligus mengabarkan bahwa di dunia maya, kekuatan kontra rezim sangat luar biasa. Melengkapi kekalahan polling-polling pilpres di media sosial yang begitu banyak memenangkan Prabowo.
Angin perubahan tak terbendung. Dari sekarang kita sudah bisa bilang, "Selamat datang presiden baru". Semangat warganet yang memimpin dunia maya dengan keinginan rasa berbangsa yang memiliki virtue di Indonesia, di antaranya bebas bercuit di media sosial, semakin meneguhkan realita #2019GantiPresiden. Insya Allah (Ilham)