ChanelMuslim.com – Seorang pejabat tinggi PBB mengatakan bahwa masyarakat internasional tidak bisa hanya diam dalam menghadapi penderitaan anak-anak Muslim Rohingya yang teraniaya di Myanmar.
“Kita tidak bisa mengabaikan penderitaan yang dialami oleh para pengungsi Rohingya yang saat ini berlindung di Bangladesh,” kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF, pada forum Senin malam di ibukota Myanmar, Naypyitaw.
“Kita harus bekerja sama untuk menemukan masa depan yang damai bagi semua,” tambah Fore, seorang pejabat UNICEF pertama yang mengunjungi Myanmar dalam 30 tahun terakhir.
Kepala UNICEF meminta Myanmar untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya membangun kembali kepercayaan yang mendasar bagi setiap masyarakat.
"Tapi rekonsiliasi harus mengikuti akuntabilitas," katanya, merujuk penganiayaan Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar selama bertahun-tahun.
Fore meminta negara mayoritas Buddhis itu meluncurkan program “transfer uang ibu dan anak universal” di Rakhine dan memastikan semua anak menerima akta kelahiran.
Dia juga menyerukan adanya pelaksanaan rekomendasi yang dibuat oleh komisi penasehat untuk anak-anak di Rakhine.
“Tetapi ketika kita membahas langkah-langkah selanjutnya dalam kerja sama kita, saya juga berharap untuk mendengar bagaimana anak-anak yang paling membutuhkan – anak-anak di daerah yang terkena dampak konflik di negara itu, anak-anak yang sulit dijangkau, anak-anak yang terpinggirkan dan menderita diskriminasi – bagaimana mereka akan didahulukan dalam rencana kami," katanya.
"Di negara bagian Rakhine, ini berarti mendukung pelaksanaan rekomendasi dari komisi penasehat yang dipimpin oleh Kofi Annan," tambah Fore.
Seruan untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk kembalinya Muslim Rohingya dari Bangladesh, Fore mengatakan bahwa menerapkan rekomendasi juga akan menuju terciptanya kondisi yang tepat terkait kembalinya para pengungsi dari Bangladesh.
“Kami tahu, dari tim UNICEF yang bekerja di sana, bahwa anak-anak di kamp-kamp pengungsian hidup dalam bahaya dan hampir tanpa harapan,” paparnya.
"Kami mendesak agar langkah-langkah yang perlu diambil untuk memungkinkan mereka kembali dengan selamat, sukarela dan bermartabat ke rumah mereka, di mana hak-hak mereka dihormati dan mereka sekali lagi dapat hidup damai dengan tetangga mereka," pungkas Fore.[ah/anadolu]