ANAK-ANAK Ukraina yang mengungsi di Turki mengungkapkan isi hatinya yang membuat siapapun yang mendengarnya akan trenyuh dan meleleh hatinya.
Anak-anak ini, yang bersama dengan orang tua mereka melarikan diri dari perang di negara mereka dan berlindung di Türkiye, berusaha untuk menyembuhkan bekas luka yang ditinggalkan oleh perang.
Dilansir dari Anadolu Agency, pihak berwenang di Provinsi Kirklareli yang berada di barat laut Turki menyediakan arena bermain, menonton film, kantin, dan juga akses internet untuk anak-anak Ukraina dari Tatar Krimea dan Turki Ahiska.
Pejabat direktorat manajemen migrasi di Kirklareli setiap hari menghibur 158 anak yang menderita akibat perang.
Mereka memainkan aneka permainan seperti catur, sepak bola, balap karung, tarik tambang dan permainan lainnya.
Mevlut Safarov (13), salah satu pengungsi, merupakan warga Turki Ahiska. Ia mengatakan bahwa dirinya rindu kampung halamannya.
“Saya merindukan negara saya, saya ingin kembali sesegera mungkin. Ada teman dekat saya, nenek saya, dan saya merindukan mereka,” kata Safarov.
Baca Juga: Sinetron RUNA (Rusia Ukraina)
Ungkapan Hati Anak-anak Ukraina yang Mengungsi di Turki Ini Auto Bikin Meleleh
Safarov mengatakan bahwa anak-anak sangat terpengaruh oleh perang, dan dia sangat takut ketika tentara datang ke rumah mereka di desa mereka.
“Saya sangat senang kami datang ke Türkiye. Semuanya baik-baik saja di sini, kami bermain-main dengan teman-teman. Saya bersenang-senang, kami bermain pertandingan, kami bermain bola basket dan bola voli,” tambahnya.
Sementara itu, Efsel Agaliev yang berusia dua belas tahun mengatakan bahwa perang meninggalkan bekas yang mengerikan padanya.
“Kami dulu bermain dengan teman-teman kami di sana … Kami datang ke sini karena perang. Saya ingin menjadi polisi ketika saya dewasa. Jika saya menjadi polisi, saya akan melindungi orang,” ujar Agaliev.
Milana Seferova, seorang gadis 10 tahun, mengatakan bahwa dia sangat takut ketika roket melewati rumahnya di Ukraina.
“Kami aman di sini. Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Türkiye. Saya sangat senang di sini, tetapi ketika perang berakhir, saya ingin kembali ke sekolah saya dan bermain dengan teman-teman saya. Saya ingin hidup bahagia dengan teman-teman saya, keluarga seperti sebelumnya,” kata Seferova.
Kepala Kejaksaan Ukraina merilis data pada pekan lalu, sedikitnya 243 anak tewas akibat serangan Rusia, sementara 446 anak lainnya terluka oleh pasukan Rusia.
Menurut perkiraan PBB, setidaknya 4.183 warga sipil telah tewas dan 5.014 terluka di Ukraina sejak dimulainya perang.
Namun, jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi dari jumlah yang diinformasikan tersebut.[ind]