ChanelMuslim.com – Direktur Jenderal Badan Meteorologi Turki, Senin lalu menyatakan bahwa musim dingin 2017-2018 di Turki adalah yang terpanas kedua sejak tahun 1971.
Ismail Gunes mengatakan, rata-rata suhu Turki selama musim dingin tercatat pada 6,4 derajat Celcius, yaitu 2,8 derajat di atas rata-rata suhu musim dingin selama 1981-2010. Musim dingin terpanas berlangsung pada 2010-2011, dengan rata-rata suhu 6,8 derajat Celcius.
Sementara itu, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan bahwa 2017 adalah musim dingin terpanas ketiga sejak 1880. Suhu rata-rata di Turki pada tahun itu mencapai 14,2 derajat Celcius, yang naik 0,7 derajat dari suhu rata-rata selama 1981-2010.
Gunes menekankan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan penurunan hujan salju tahunan.
Menurut proyeksi iklim oleh badan meteorologi, suhu tahunan rata-rata akan meningkat 1-2 derajat Celsius pada 2050.
Gunes mengatakan, peningkatan suhu telah berdampak buruk pada kualitas dan kuantitas produksi pertanian, dan akan memicu peningkatan gelombang panas, badai, dan angin puyuh.
Dia menambahkan bahwa risiko hujan yang berlebihan terutama di daerah pesisir barat dan utara Turki dapat menyebabkan banjir di tahun-tahun mendatang.
"Kejadian-kejadian ini yang dipengaruhi perubahan iklim, sebagian besar adalah bencana yang disebabkan oleh manusia, yang tergantung dari berbagai faktor, termasuk permukiman yang tak terencana, perusakan kawasan hutan, dan sebagainya," ungkap Gunes.
Menurut Gunes, sejak tahun 2000, bencana meteorologi telah meningkat secara signifikan, termasuk badai, banjir, hujan es, longsoran salju, kekeringan dan kebakaran hutan.[ah/anadolu]