ChanelMuslim.com- Di tengah keprihatinan masa pandemi, ungkapan apresiasi tetap tersampaikan kepada para guru. Kerja keras mereka tetap dituntut, sementara hak yang mereka raih masih jauh dari memadai.
Perjuangan para guru di tanah air tidak sekadar tentang menjadi guru yang sukses, tentang keberhasilan mereka mengantarkan anak-anak bangsa meraih cita-cita.
Kenyataannya, masih banyak sisi lain yang juga diperjuangkan para guru. Apalagi kalau bukan pemenuhan kesejahteraan hidup mereka.
Begitu banyak guru honorer di tanah air yang gajinya berkisar antara 300 hingga 600 ribu sebulan. Sebuah angka penghasilan yang nyaris tidak mungkin untuk saat ini.
Para guru pun terpaksa mencari pekerjaan sambilan. Menariknya, justru penghasilan dari sambilan itulah yang jauh lebih besar.
Di Cimahi, ada guru dengan gaji 600 ribu per bulan. Untuk menambal kekurangan, ia bekerja sambilan sebagai tukang ojek pengkolan. Per bulan, dari sambilannya ini ia bisa memperoleh 1,5 juta rupiah.
Di Lombok, ada guru dengan gaji 300 ribu per bulan. Untuk mengejar kekurangan penghasilan itu, sang guru bekerja sebagai kuli bangunan. Ia lakoni itu lebih dari 20 tahun.
Di Brebes, ada guru dengan gaji 350 ribu per bulan. Sepulang mengajar, ia bekerja sebagai perias wajah.
Masih banyak cerita miris lain tentang guru. Ada yang nyambi sebagai tukang parkir, ada yang menjadi pemulung, dan lainnya.
Masih beruntung para guru ini tetap konsisten untuk berjuang sebagai tenaga pendidik. Meskipun, dari sisi penghasilan jauh dari menjanjikan.
Sebagai seorang guru, modalnya begitu besar. Bukan sekadar modal finansial. Tapi juga modal mental spiritual. Dalam keadaan apa pun, ia harus tampil prima dan sempurna di hadapan murid-muridnya. Karena mereka bukan sekadar mengajar, tapi juga menjadi teladan.
Bayangkan, jika para pahlawanan tanpa tanda jasa ini berhenti menjadi guru. Seperti apa wajah generasi muda tanah air di masa mendatang?
Terima kasih untuk para guru. Semoga ada perubahan kesejahteraan untuk kalian. [Mh]