ChanelMuslim.com – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan mengenai sejarah asal muasal asrama haji, sebuah sejarah yang melahirkan tempat yang memiliki fungsi dan manfaat besar bagi awal penyempurna rukun islam umat muslim di Indonesia.
Untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada jamaah haji, Kementerian Agama melakukan revitalisasi gedung asrama haji. Selain asrama haji Pondok Gede Jakarta, revitalisasi juga salah satu dilakukan pada asrama haji Medan.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa fungsi dan manfaat asrama haji saat ini semakin besar. Sebagai embarkasi, selain berfungsi untuk transit penginapan, asrama haji juga menjadi tempat untuk mengurus banyak hal terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji, seperti manasik dan lain sebagainya.
“Asrama haji menjadi embarkasi, tempat mempersiapkan segala sesuatu terkait urusan perjalanan haji,” demikian disampaikan Menag saat meresmikan Gedung Pelayanan H. Anif Asrama Haji Medan, Sabtu (11/04).
Hadir dalam kesempatan ini Wagub Provinsi Sumut, Ketua DPRD Provinsi Sumut, MUI Sumut, Walikota Medan, Pangdam Bukit Barisan, Sesditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hasan Faozi, Kakanwil Kemenag Sumut Tohar Bayoangin, para pejabat Kanwil Sumut, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga Kota Medan.
Siapa sangka bahwa sejarah asrama haji bermula dari tempat karantina penyakit kolera. Dikisahkan Menag bahwa sejarah asrama haji berawal pada sekitar tahun 1970-an. Saat itu, lanjut Menag, Indoensia termasuk negara yang dinilai dunia sebagai endemik penyakit kolera. Karena itu, WHO memutuskan bahwa setiap orang Indonesia yang akan keluar negeri harus dikarantina terlebih dahulu.
“Sehubungan kebijakan ini, Pemerintah Saudi meminta agar para jamaah haji Indonesia dikarantina dahulu sebelum meninggalkan Tanah Air ke Tanah Suci,” tegas Menag.
Mulai tahun 1974, berdirilah asrama haji yang pertama, yaitu Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Dari situ, asrama haji didirikan di beberapa kota, seperti Surabaya dan termasuk juga di Medan. “Setelah Indonesia mampu mengatasi wabah kolera, asrama haji tidak kehilangan manfaatnya, bahkan lebih banyak,” tutur Menag.
“Manfaatnya sangat banyak dan alhamdulillah Indonesia dari pengalaman yang dimilikinya menjadi pilot percontohan negara-negara lain dalam penyelenggaraan ibadah haji, khususnya negara dengan jumlah jamaah besar seperti Indonesia,” tambahnya.
Dikatakan Menag, Indonesia saat ini dinilai oleh negara-negara yang tergabung dalam OKI sebagai negara terbaik dalam penyelenggaraan ibadah haji. “Dan itu tidak terlepas dari kontribusi asrama haji. Peninggalan yang sangat baik ini wajib kita jaga dan kita rawat dengan baik,” tegasnya.
Menurut Menag, tantangan ke depan akan semakin komplek dan tidak sederhana. Animo masyarakat yang ingin berhaji terus meningkat, tidak sebanding dengan kuota yang tersedia. Untuk itu, Pemerintah dituntut untuk mengambil kebijakan yag berorientasi pada penegakan keadilan, salah satunya dengan memprioritaskan pemanfaatan kuota bagi jamaah yang belum pernah berhaji.
“Yang sudah berhaji mohon mengerem keinginannya. Beri kesempatan bagi saudara kita yang belum berhaji. Yang berlum itu yang berkewajiban. Yang sudah berhaji sudah gugur kewajibannya,” harapnya.. (jwt/kemenag)