ChanelMuslim.com—Mantan menteri koordinator bidang kemaritiman Rizal Ramli, sebelum ‘dilengserkan’ dari Kabinet Gotong-royong mengeluarkan kebijakan keras menyetop reklamasi dengan pembangunan gedung-gedung pencakar langit di sejumlah pulau di area Teluk Jakarta.
Setelah dirinya tak lagi menjabat sebagai menteri, kebijakan itu pun dibatalkan. Di bawah penjabat Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, reklamasi pantai tersebut diperbolehkan, alias bisa dilanjutkan.
Menurut Luhut, proyek reklamasi sama sekali tidak bermasalah dan tidak ada dampak yang membahayakan lingkungan dari proyek tersebut. “Semua yang kami lihat, yang punya dampak ditakutkan dari aspek hukum, legal, lingkungan, dan PLN, itu tidak ada masalah,” katanya.
Proyek raksasa di Pulau G yang sebelumnya dihentikan Rizal Ramli, kini menurut Luhut, sudah bisa dilanjutkan dengan menggunakan rekayasa teknik yang, menurutnya, telah disetujui PT PLN (Persero) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
“PLN kemarin bicara, BPPT juga sudah bicara. Semua ahli saya sertakan. Jadi, jangan kita bicara dipolitisasi. Saya mau semua bicara secara profesional dan kami sudah melakukan assessment dan sampai pada kesimpulan bahwa keputusan untuk melanjutkan adalah yang terbaik,” katanya.
Terkait dengan nasib para nelayan, Luhut mengatakan terkait nasib mereka akan diurus oleh pemerintah. “Nelayan itu akan kita urus yang jumlahnya entah 12 ribu atau 24 ribu. Kalau kami punya data 12 ribu, itu semua perintah Presiden supaya mereka dapat prioritas untuk diurus,” ucapnya.
Luhut berharap dengan sikap pemerintah ini, maka jangan ada lagi yang berkomentar pemerintah mengabaikan nasib nelayan atas keputusan mengizinkan kelanjutan proyek reklamasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menentang kebijakan Rizal Ramli, pun mengaku akan melanjutkan proyek reklamasi jika memang benar tidak ada masalah.
Ahok mengatakan, nasib nelayan tetap akan diperhatikan jika reklamasi jadi diteruskan. Para nelayan akan dibuatkan kampung nelayan tematik. Nantinya, kata Ahok, para nelayan juga memiliki rusun yang dilengkapi dengan pemanggang ikan dan tempat menjemur ikan.
Para nelayan tradisional yang biasa tinggal bersama keluarga dengan gaya hidup secara alami akan berubah dengan tempat tinggal dengan sarana prasarana yang modern. Bisakah nasib mereka berubah menjadi lebih baik? (mr/kompas/detik)