ChanelMuslim.com—Konsolidasi dan soliditas umat Islam belakangan ini tampak menguat. Ini dibuktikan dengan tiga kali gelar aksi bela Islam yang memprotes penista agama berhasil menyita perhatian yang positif dari masyarakat luas.
Namun, usai aksi bela Islam ke-3 yang ditaksir mampu menghimpun tujuh jutaan orang itu, masyarakat dikejutkan oleh peristiwa yang dikenal dengan bom panci. Aparat kepolisian, melalui Detasemen Khusus Antiteror (Densus AT) 88, diberitakan berhasil menggagalkan rencana aksi bom di daerah Bintara, Bekasi, Jawa Barat.
Bom yang didesain dengan panci itu, menurut Kabag Mitraropenmas Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Awi Setiyono, disimpan dalam sebuah tas ransel warna hitam. “Jenis model rice cooker, model panci. Satu yang ditemukan,” katanya.
Polisi telah melakukan penggerebekan di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat. Bersamaan dengan itu, polisi telah mengamankan 3 orang pelaku. Salah seorang di antaranya adalah perempuan. Bom panci ini disinyalir akan akan diledakkan di Istana Negara.
Pengungkapan bom panci yang disertai dengan penggerebekan terduga teroris itu pun mengundang sejumlah pertanyaan di masyarakat. Salah satunya yang ramai digunjingkan ialah tudingan pengalihan isu.
Eko Hendro Purnomo, selebritas yang dikenal Eko Patrio, yang kini menjadi wakil rakyat di Komisi IV DPR, lewat ciutannya di media sosial termasuk yang ikut mengomentari kasus bom panci dengan dugaan pengalihan isu terhadap kasus penistaan agama yang diduga dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Diduga karena ciutannya itu pula Eko mendapat surat panggilan dari Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri. Dijadwalkan akan diperiksa pada Kamis (15/12/2016) namun mantan pelawak ‘Ngelaba’ ini tak memenuhi panggilan. “Mohon maaf, besok (Jumat ini—red.) ketemu di Bareskrim,” ujar Eko saat ditanya alasannya tak memenuhi panggilan kemarin.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar membenarkan pihaknya memang menjadwalkan pemanggilan terhadap Eko Patrio untuk dimintai keterangan. “Soal unggahan di media sosial saja,” ujarnya Kamis, (15/12/2016).
Menurut Boy, tidak ada laporan yang masuk dari pihak tertentu ke Bareskrim perihal pemanggilan terhadap Eko. Namun pemanggilan itu murni berdasarkan laporan pihak penyidik. Ia menambahkan bahwa status Eko sebagai saksi.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan pengungkapan rencana aksi bom yang digagalkan oleh Densus 88 di Bekasi bukanlah upaya pengalihan isu. “Saya jawab dengan tegas ini bukan pengalihan isu, Kenapa, karena satu, saya sudah pengalaman dari tahun 1998 menangani kasus seperti ini. Rekan-rekan yang ada di Densus ini, Polri, ini bukan sutradara. Kami tidak pernah belajar jadi sutradara,” tegasnya di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).
Tito pun menyayangkan pihak yang melontarkan pernyataan demikian. Menurutnya hal tersebut melukai kerja keras Densus 88 yang terus bergerak di lapangan dalam mengantisipasi aksi teror.
“Teman-teman berdasarkan kerja keras mereka. Kegiatan intelijen yang memonitor terus 24 jam. Kita beruntung ada kasus seperti ini kita gagalkan, saya apresiasi adik-adik Densus ini,” katanya.
Menurutnya, 11 orang yang telah ditangkap berkaitan dengan aksi ini murni penegakan hukum dan hasil dari penyelidikan berbulan-bulan. Nantinya juga dalam proses peradilan terkait kasus ini juga akan terbuka di peradilan. Sehingga masyarakat bisa sendiri melihat berkaitan dengan proses penegakan hukum para pelaku.
Terhadap pihak yang menggulirkan pengalihan isu, Tito pun memintanya menunjukkan bukti dan tidak hanya memberi pernyataan semata. Terlebih jika pernyataan itu disampaikan oleh pejabat publik. “Jangan ngomong tanpa data, berdasarkan opini saja. Kasihan aparat kita yang bekerja keras,” ucapnya.
Ia menegaskan siap bertanggungjawab jika bukti menunjukan penangkapan tersebut sebagai pengalihan isu semata. “Kalau ada bukti bahwa ini rekayasa, tunjukkan buktinya itu dan kita akan lakukan tindakan tegas. Saya sendiri, kalau ini rekayasa saya siap dicopot, apa yang kami kerjakan adalah murni dari penyelidikan berbulan-bulan mereka,” katanya. (mr/detikcom/tempo/ROL)