Chanelmuslim.com – Pintar mendampingi
anak di dunia literasi digital merupakan tema yang diusung pada sesi ke-2 Seminar Islamic Parenting (14/10/2017) yang diselenggarakan Hijabers Mom Community (HMC). Dengan menghadirkan Acep Syaripudin sebagai narasumber, para moms diberikan pengetahuan terkait dunia internet masa kini.
Secara singkat, Acep memaparkan bahwa internetadalah suatu jaringan yang saling terhubung. Internet dinyatakan seperti dua mata pisau yang memiliki nilai positif dan negatif dalam waktu bersamaan. Acep juga mempertontonkan video sebagai visualisasi agar para moms lebih mudah memahami manfaat dan dampak negatif dari penggunaan internet.
Menurut Acep, dengan menggunakan internet seseorang yang bukan siapa-siapa bisa menjadi terkenal seperti tukang becak di Jogjakarta, atau dengan menggunakan internet seseorang bisa menjadi sasaran penculikan dan bullying akibat tidak berpikir dan menyaring sebelum memposting sesuatu.
“Think before post dan saring postingan kita sebeum benar-benar terposting,” ujar Acep selaku inisiator dari MADE Indonesia.
Beberapa data ditunjukan Acep untuk menunjukan bahwa era internet terutama yang diakses melalui mobile sudah seharusnya disiasati dengan baik oleh para moms. Anak sebagai digital native sedangkan orang tua, moms, sebagai digital immigrant tidak boleh kalah saat mendampingi anak di dunia literasi digital. Digital native yaitu orang yang sejak lahir sudah mengenal internet sedangkan digital immigrant yaitu orang yang peralihan dari dunia bukan internet menjadi dunia internet.
“Moms sebagai digital immigrant jangan malah meninggalkan anaknya tetapi belajar bareng sama anak, minimal bisa mengimbangi anak-anak kita,” kata Acep yang juga sebagai anggota ICT Watch.
Karakter digital native yaitu tidak mau dikekang, bermain bukan hanya bekerja, ekspresif tidak hanya reseptif, cepat tidak suka menunggu, mencari bukan menunggu instruksi, unggah bukan hanya unduh, interaksi bukan komunikasi searah dan berkolaborasi bukan hanya berkompetisi. Karakter digital native tersebut harus disadari oleh orang tua terutama moms sehingga anak tetap bisa terkontrol.
“Seperti hadist nabi ya moms, kita sebagai orang tua diajarkan untuk mendidik anak-anak kita sesuai dengan jamannya. Jadi jangan samakan didikan yang sudah kita terima dari orang tua kita kepada anak-anak kita, sudah bukan jamannya,” jelas Acep.
Selain itu, Acep juga mengungkapkan resiko dari online yaitu kecanduan, konten negatif, cyberbullying, pelanggaran privasi dan pedofil online. Resiko tersebut bisa diatasi dengan adanya batasan yang harus dipatuhi anak tentunya dengan jalan berdiskusi dan membuat atas kritis terhadap hal negatif. Orang tua juga bisa memasang mode terbatas di mobile anak atau menggunakan aplikasi yang dapat memberi peringatan jika anak membuka konten negatif di mobilenya tetapi dengan syarat memberitahukan kepada anak.
“Intinya terapkan iman kepada anak-anak kita, kalau kita mau memasang mode terbatas atau aplikasi peringatan jangan sampai sembunyi-sembunyi, beritahukan kepada anak. Karena hal itu menjadi bentuk menghargai anak kita dan membuatnya bisa terbuka dalam berbagai hal. Jadi bukan curhat di media sosial tetapi curhat ke orang tua,” papar Acep. (Wnd)