ChanelMuslim.com – Para penyintas korban kerusuhan Wamena, menolak anggapan kalau kerusuhan yang terjadi pada 23 September lalu bernuansa agama.
Ketika ditanya oleh para relawan apakah ada isu agama dalam musibah yang mereka rasakan, dengan tegas mereka menjawab tidak ada.
"Tidak ada sama sekali isu itu, kami hidup baik-baik saja tidak melihat suku dan agama, bahkan dipengungsian kami bisa makan sepiring bersama", lanjut Tarsianus.
Keseluruhan penyintas yang dibantu oleh WMI asal NTT beragama kristen, hal ini menunjukkan bahwa bencana kemanusiaan Wamena bukanlah kerusuhan yang disebabkan oleh pertikaian antar agama.
Salah seorang aktivis kemanusiaan WMI Care, Ewing Rachman menegaskan bahwa misi kemanusiaan mereka tidak memiliki tendensi apa-apa selain persoalan kemanusiaan.
"Misi kami di Papua adalah misi kemanusiaan, tidak ada sama sekali kami membedakan suku atau agama para penyintas. Semua kami bantu, skala prioritas hanya ada pada pertimbangan usia, kesehatan dan kasus yang dihadapi para penyintas," ungkap Ewing.
Lebih lanjut, Ewing menyatakan bahwa penyintas asal NTT menjadi prioritas karena hingga malam jelang keberangkatan dari Jayapura mereka tidak tahu harus kemana setelah sampai makassar dan WMI membantu uang saku sekedar mereka untuk bisa bermalam 1 hari di makassar menunggu jadwal kapal menuju Flores.[ah/rilis]