Meningkatnya aksi anti Islam di Jerman menuai kecaman dari seorang pemimpin bisnis Jerman yang menyebut tindakan itu tidak dapat diterima. Dia juga mengatakan aksi anti Islam bisa merusak kepentingan negara dan nilai-nilai yang ada.
“Kita telah lama menjadi tanah bagi para imigran dan kita harus tetap demikian,” ujar Ulrich Grillo, presiden Federasi Industri Jerman mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA, seperti dilansir AFP Selasa kemarin (23/12/2014).
“Sebagai negara yang makmur dan juga kasih dari ajaran Kristen bagi sesama, negara kita harus mengambil lebih banyak pengungsi.”
Berbicara pada hari Selasa kemarin, Grillo menyesalkan munculnya kelompok “Patriotik Eropa Menentang Islamisasi di arat” atau PEGIDA, yang telah menggelar pawai mingguan dan bisa merusak kepentingan dan nilai-nilai negara.
Grillo mengecam aksi protes PEGIDA dan menyebut para peserta aksi sebagai kelompok neo-Nazi dan xenofobia.
Ia mengatakan PEGIDA berusaha memanfaatkan ketakutan orang akan terorisme Islam untuk menyalahkan agam dan pemeluk Islam.
Grillo sendiri mewakili kepentingan politik lebih dari 100.000 perusahaan Jerman yang mempekerjakan sekitar delapan juta orang dan kebanyakan para imigran.
Dia menegaskan bahwa ekonomi Eropa membutuhkan lebih banyak kaum imigran agar bisa tetap kompetitif dan juga harus lebih banyak mengambil para pencari suaka.
Selain itu, ia menambahkan bahwa populasi yang menua dengan cepat di Jerman membutuhkan masuknya para pendatang baru yang berkualitas untuk mendukung perekonomian dan sistem kesejahteraan sosial.
“Mengingat perkembangan demografis, imigrasi menjamin pertumbuhan dan kemakmuran,” jelasnya.
Dia mendesak para pemimpin politik agar bisa berbuat lebih banyak untuk menolak PEGIDA.
“Kelas politik harus berusaha lebih keras untuk membuat warga melihat banyak peluang dan mengurangi ketakutan mereka,” katanya.[af/onislam]