Chanelmuslim – Para korban vaksin palsu gugat tujuh Instansi melalui Citizen Lawsuit oleh kuasa hukum mereka dari Tim Advokasi Hak Atas Kesehatan, Nandang.
"Jadi gugatan pada hari ini ditujukan kepada penguasa. Ada tujuh instansi pemerintah yaitu, Presiden Republik Indonesia, Menteri Kesehatan, Gubernur DKI
Gubernur Banten, BPOM, Gubernur Jabar, dan Ketua DPR RI," ungkap Nandang, Kamis di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (14/9/2017).
Nandang menegaskan apa yang digugat oleh korban korban vaksin palsu kepada pemerintah bukan untuk mengganti rugi tetapi membantu agar tidak terulang lagi kejadian yang sama. Contohnya dalam hal pengawasan vaksin.
"Jadi kami tidak mengganti rugi tapi membantu pemerintah. Sebenarnya untuk melengkapi apa yang bolong dalam penanganan vaksin palsu. Kami menilai bahwa penanganan vaksi palsu oleh pemerintah itu masih kurang. Ada beberapa hal yang menjadi sorotan. Pertama mengenai pengawasan. Pengawasan pada kinerja terkait vaksin," tutur Nandang.
Ia menilai pengawasan vaksin yang beredar di rumah sakit sangatlah kurang sehingga menyebabkan beredarnya vaksin palsu.
Nandang juga menyampaikan ada 14 rumah sakit dan bidan yang terindikasi menggunakan vaksin palsu pada Juli 2016. Dengan hal tersebut bisa dikatakan tidak ada kontrol atau pengawasan sehingga sampai 14 rumah sakit menggunakan vaksin palsu.
Seharusnya sebagai pemerintah, ketujuh Instansi tersebut, kata Nandang, "berkewajiban untuk menjamin, memenuhi, menegakkan dan melindungi hak atas kesehatan masyarakat sesuai diatur dalam pasal 28H ayat 1 UUD 45 jo pasal 64 UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM jo Pasal 14 ayat 1 UU no. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan."
Karena kelalaian tersebut Nandang melanjutkan maka patut dianggap pemerintah telah melawan hukum sehingga perlu dilakukan masyarakat melakukan gugatan.
Diharapkan dengan gugatan ini kata Nandang, pemerintah dapat sadar dan melakukan evalusasi serta pengawasan.
"Dimaksudkan untuk mengugah kesadaran pemerintah dan DPR untuk mempertanggungjawabkan kelalaian yang dilakukannya sehingga tidak terjadi lagi peristiwa vaksin palsu," tutup Nandang. (Ilham)